Kemasi Barang-barangmu, Bale!

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Kemasi Barang-barangmu, Bale!

Nilai transfer 82 juta poundsterling yang dikeluarkan Real Madrid untuk menggat Gareth Bale merupakan yang tertinggi dalam sejarah perpindahan pemain. Dengan nilai setinggi itu, Bale dianggap overpriced, kemahalan, karena peran Bale nyatanya tidak lebih besar dari apa yang ditunjukkan Cristiano Ronaldo.

Meski telah meraih gelar Copa del Rey 2013/2014 serta gelar Liga Champions pada musim yang sama, tapi awan gelar seperti menaungi karir Bale pada musim keduanya bersama El Real. Pemain bernomor punggun 11 ini tidak pernah lepas dari kritikan sejak awal 2015. Kritikan tersebut berawal dari keegoisan Bale ketika beraksi di atas lapangan tanpa memerhatikan rekan-rekannya di lini serang seperti Ronaldo dan James Rodriguez.

Kritik tersebut ditambah dengan sulitnya ia mencetak gol selama sembilan pertandingan El Real di berbagai ajang setelah mengalahkan Cordoba 2-1 pada 24 Januari lalu.

Kendati sempa memecahkan kebuntuan lewat dua gol yang disarangkan ke gawang Levante pada 16 Maret lalu, tapi kritikan itu tak pernah berakhir. Komentar-komentar pedas kepada pemain asal Wales tersebut dilontarkan usai Los Blancos mengalami kekalahan dari Juventus pada laga semifinal Liga Champions 2014/2015 leg pertama di Juventus Stadium, Rabu (6/5) WIB.

Kekalahan tersebut membuat Bale disebu sebagai "Si Manusia Transparan" (The Invisible Man) oleh berbagai media. Bale seperti tak terlihat dalam permainan Madrid kala itu. Jarak yang ditempuh penyerang sayap tersebut selama 86 menit hanya mencapai 9,7 km, masih kalah dari gelandang bertahan Juventus, Andrea Pirlo, yang mencapai 11,8 km.

Dalam pertandingan tersebut, Bale tidak sekalipun melepaskan tendangan tepat sasaran. Ia hanya melepaskan satu tendangan, itu pun berhasil diblok oleh Patrice Evra, full back kiri Juventus, pada menit ke-79. Kontribusi umpan silangnya pun terbilang kecil dengan satu umpan silang yang mencapai sasaran dan tiga berhasil diblok lawan.

Ejekan pun terlontar dari Roy Keane, asisten kesebelasan negara Irlandia. Keane menganggap jika kesebelasan besutan Carlo Ancelotti tersebut seperti hanya bermain dengan 10 orang saja.

Memang, Bale ditugaskan untuk menjaga Pirlo sehingga ia sedikit berkontribusi untuk penyerangan Madrid. Namun penjagaan tersebut tidak sepenuhnya baik. Bahkan, Pirlo masih mampu melepaskan umpan-umpan tepat sasaran kepada rekan-rekannya di kesebelasan berjuluk Si Nyonya tua tersebut. "Dia tidak mencetak gol dan dia tidak berkeringat," cetus Keane ketika menjadi komentator ITV.

Score Media
Penilaian berbagai media Spanyol kepada Gareth Bale ketika Real Madrid menghadapi Juventus pada leg pertama semifinal Liga Champions 2014/2015

Apa yang dialami Bale berbeda dengan penyerang Barcelona, Neymar, yang juga sama-sama baru melakoni partai semifinal leg pertama Liga Champions 2014/2015. Neymar berkontribusi melalui satu golnya ke gawang Bayern Munchen dalam kemenangan Barcelona dengan skor 3-0. Neymar bahkan menjadi andalan yang sulit tergantikan karena peran sentralnya di lini depan bersama dengan Lionel Messi.

Situasi sulit yang sedang dialami Bale dimaklumi wajar Mauricio Pochettino, manajer Tottenham Hotspurs. Menurutnya saat ini pemain 25 tahun tersebut masih memerlukan waktu beradaptasi dengan gaya bermain dan budaya Spanyol. Pochettino beranggapan bahwa hal tersebut berpengaruh besar dalam memengaruhi penampilan Bale.

Pochettino menganalogikan ketika Zinedine Zidane pindah dari Juventus ke Los Blancos pada 2001. Kala itu, di musim pertamanya, Zidane sulit beradaptasi dan mendapat banyak kritikan. Pochettino berpandangan Bale memerlukan waktu setidaknya satu musim lagi untuk menyesuaikan diri dengan kultur sepakbola di Spanyol.

"Saya pikir Inggris tempat yang lebih baik untuk mengembangkan gairah bermain atau sebagai manajer. Tetapi di Spanyol, sulit untuk beradaptasi soal cuaca dan kebudayaan terlebih Bale datang dari Inggris. Dia (Bale) hanya butuh waktu," terang Pochettino yang sempat bermain dan melatih Espanyol itu dikutip dari Daily Mail.

Para Pemburu Bale

Apa yang dialami Bale di Spanyol rupanya menjadi sinyal kuat bagi kesebelasan lain di Inggris. Dua kesebelasan besar dari Liga Primer Inggris  (EPL) yakni Chelsea dan Manchester United dikabarkan paling serius mencari celah untuk mendapatkan Bale. Bahkan, lelucon dalam bentuk gambar pun ditampilkan SportMail yang menampilkan pemain jebolan akademi Southampton tersebut berseragam Chelsea.

2855952F00000578-3070053-Sportsmail_s_mock_up_of_how_the_Welsh_forward_would_look_in_a_Ch-a-69_1430909676752


Namun, kepindahan Bale ke Chelsea agaknya sulit terealisasi. Terdapat alasan pribadi seperti rivalitas Tottenham dengan Chelsea. Bukan tidak mungkin Bale akan menjadi sasaran caci maki penggemar Tottenham saat bertandang ke White Hart Lane. Apalagi sampai saat ini Bale masih selalu dielu-elukan dan berada di dalam hati sebagian besar suporter Tottenham.

Pochettino sebagai Manajer Si Lili Putih (The Lily Whites), julukan Tottenham, sempat bercanda jika kesebelasannya siap menampung Bale kembali jika musim depan Bale menjadi korban penjualan revolusi Florentino Perez, Presiden Real Madrid. "Jika dia (Bale) tidak nyaman di Madrid, di sini kita memberikan posisi yang lebih hangat. Kami terbuka untuknya," seru Pochettino.

Perez memiliki rencana menjual salah satu nama besar pada akhir musim mendatang. Salah satu kandidiat terkuat adalah Bale. Keharmonisan suporter dengan Bale pun sering kurang kondusif. Di luar lapangan, Bale kerap mendapat cemoohan para suporter yang bukan tidak mungkin membuatnya tidak nyaman. Kendati demikian Ancelotti sebagai Pelatih menegaskan akan mempertahankan pemain kelahiran 16 Juli 1989 tersebut dalam skuatnya musim depan.

Pelatih asal Italia itu menanggap jika penurunan Bale karena cedera hamstring dan peregangan otot yang sempat dialaminya pada April lalu. Ancelotti memperkirakan jika performa Bale bakal membaik dalam waktu dua atau tiga minggu kedepan.

"Ini hanya isu di Inggris. Gareth berada di klub terbesar di dunia. Dia salah satu pemain terbaik di dunia. Dia baik-baik saja," tegasnya seperti yang dikutip dari BBC.

Sebetulnya ada cara adaptasi dari Australia dari penelitian menjelaskan peran penting dalam membantu pendatang baru. Salah satunya bisa beradaptasi dengan memanfaatkan energi dari pijakan kaki di lapangan sepakbola. Dari hal tersebut, siapa tahu bisa menjadi pemain yang serba bisa dalam permainan sepakbola modern.

Tidak hanya percaya kepada pemain kelahiran Cardiff Wales tersebut, Ancelotti juga mengingatkan agar Bale tidak mendengarkan komentar-komentar miring mengenai performa di lapangan akhir-akhir ini.

"Mengapa kita harus memperhatikan komentar dari orang yang tidak tahu apa yang mereka bicarakan dan dari orang-orang yang gagal dalam manajemen?" tanya Ancelotti heran. "Dia hanya mendengarkan komentar yang relevan. Dia 100 persen fokus kepada Real Madrid," tegasnya menambahkan.

Namun, Ancelotti bukan manajemen yang punya kuasa menggaji pemain. Siapapun bisa terdepak ke luar jika manajemen menghendaki. Kini, Bale hanya memiliki dua pertandingan sisa di La Liga untuk menunjukkan kapasitasnya. Jika ia menunjukkan penampilan yang tidak sesuai dengan harga yang dikeluarkan Madrid saat memboyongnya dari Tottenham, mungkin Bale akan segera mengemasi semua barang-barangnya dari Madrid musim panas nanti. Entah ke mana.

Komentar