Gempa Bumi, Kebangkrutan dan Perjuangan Carpi dari Titik Nol

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Gempa Bumi, Kebangkrutan dan Perjuangan Carpi dari Titik Nol

Keajaiban tidak hanya hadir di sepakbola tanah Britania karena AFC Bournemouth baru saja promosi ke Liga Primer Inggris 2015/2016 setelah menunggu 116 tahun lamanya. Di Liga Italia juga ada sejarah yang baru tercipta: sebuah kesebelasan kecil bernama Carpi, berasal dari Carpi dekat Modena, Italia bagian utara.

Tidak kalah lama dengan Borunemouth, Carpi baru merasakan kiprah Serie-A mulai musim depan setelah 106 tahun lamanya berkiprah di sepakbola Italia. Berdiri pada 1909, kesebelasan berjuluk Si Putih-Merah (I Biancorossi) itu memastikan tempat di Serie-A setelah bermain imbang 0-0 di pekan ke 38 melawan Bari 1908.

Kesebelasan yang saat ini ditangani oleh pelatih Fabrizio Castori ini lebih banyak berkutat di kompetisi Serie D atau C. Bahkan kesebelasan yang didirikan mahasiswa lokal bernama Adolfo Fanconi tersebut pernah bangkrut pada 1999 dan berdiri kembali pada musim berikutnya dengan nama baru Carpi FC mengganti nama A.C Carpi yang digunakan sejak 1909.

Lembaran baru Carpi pada 2000 membuat si Putih-Merah harus berjuang lagi dari Serie-D. Pelan-pelan mereka terus beranjak sampai promosi ke Sarie-B pada 2012 setelah melewati babak play-off di Sorrento mengalahkan Campania. Dari situlah perjuangan terus berlanjut dan berujung pada hasil imbang 0-0 melawan Bari yang menghadirkan tiket ke Serie-A.

Untuk melenggang sampai pencapaiannya sekarang Carpi tetap memegang teguh filosofinya yaitu mengandalkan pemain-pemain muda dan pemain pinjaman karena dana mereka tidak cukup untuk membeli pemain bintang.

Tiga bek andalan Si Putih-Merah saja usianya kurang dari 25 tahun yaitu Gaetano Letizia (24), Aljaz Struna (24) dan Riccardo Gagliolo (25), termasuk Gabriel (22), sang kiper utama, yang dipinjam dari AC Milan. Antonio Di Gauidio, pemain tengah andalan Carpi, baru berusia 25 tahun. Juga Jerry Mbakogu yang berumur 22 tahun. Pemain tertua kesebelasan besutan Castori ini adalah Roberto Maurantonio, kiper cadangan, yang sudah menginjak 33 tahun.

Wajar bagi Si Putih-Merah hanya mengandalkan pemain muda dan pinjaman karena anggaran dana mereka per musim hanya 4 juta euro saja. Berbeda dengan kesebelasan-kesebelasan besar Serie-A yang mencapai puluhan juta euro. Akan tetapi jangan remehkan kekuatan Carpi kendati mengandalkan pemain-pemain muda dan pinjaman.

Kepastian Filippo Porcari dkk promosi ke Serie-A musim depan pun dipertegas dengan posisi mereka sebagai pemuncak klasemen Serie-B 2014/2015. Dari 38 pertandingan sejauh ini mereka berhasil menang 21 kali, seri 12 kali dan cuma kalah lima kali sehingga mengemas 75 poin -- angka yang tidak mungkin lagi dikejar pesaingnya seperti Frosinone di peringkat dua dan Bologna di peringkat tiga. Padahal Serie-B musim ini masih menyisakan empat laga lagi.

"Ini menjadi perjalanan yang luar biasa dan saya senang dengan promosi ini," seru Castori. "Tim ini telah meningkat langkah demi langkah dan pemain-pemain ini memiliki masa depan yang besar," sambungnya seperti yang dikutip Sky Sports Italia.

Memang mendukung kesebelasan-kesebelasan kecil memiliki adrenalin tersendiri karena harus berjuang di antara degradasi atau promosi. Tapi jika ingin tidak pernah terdegradasi silahkah berkiprah di A-League. Mungkin kompetisi A-League bisa menjadi kesebelasan yang tepat bagi Blackpool yang baru saja terdegradasi dari Divisi Championship menuju League One.

Perjuangan Dari Kota Gempa Bumi

Carpi seusia dengan Bologna, sama-sama didirikan pada 1909. Tapi nasib rival sedaerah dari Emilia-Romagna tersebut lebih beruntung karena sempat berjaya di Serie-A, sempat populer di dekade 1990an, bahkan sempat merasakan tujuh gelar juara Serie-A.

Perjuangan Carpi memang tidak mudah. Salah satu yang menjadi penghalang adalah kondisi non-sepakbola. Pada 2012, daerah Carpi digoncang gempa bumi 5,9 skala richter yang menghancurkan banyak bangunan. Akibatnya Carpi harus bermarkas sementara di daerah Po Valley yang berjarak sekitar 700 km dari tempat asal mereka sebagai dampak gempa bumi itu.

"Banyak yang mendirikan tenda, pindah ke tempat penampungan atau tidur di dalam mobil untuk bertahan hidup," cerita Romeo Girelli, penangungjawab Caffe Madera di daerah Stadion Sandro Cabassi, markas Carpi.

Di cafe tersebutlah para pemain Carpi kini sering berkumpul sebelum atau sesudah pertandingan untuk bersulang demi mendapatkan keberuntungan atau merayakan kemenangan. Begitu juga para suporter Carpi selalu hadir membawa spanduk sambil bernyanyi untuk mendukung kesebelasan kesayangannyanya.

Masuknya kesebelasan yang pernah diperkuat Marco Materazzi pada 1996/1997 ini ke Serie-A merupakan sejarah baru karena selama ini sudah ada 61 klub berbeda yang berkiprah di divisi teratas Italia ini dan Carpi akan menjadi kesebelasan ke-62.

Selain itu nantinya bakal ada derby baru yakni Derby Emilia-Romagna antara Carpi dengan Sassuolo yang masih dalam satu daerah. Tapi sayangnya Carpi masih belum memiliki standar untuk berlaga di Serie-A karena kandang mereka, stadion Sandro Cabassi, hanya mampu menampung 4 ribuan penonton saja. Sementara standar stadion layak di divisi teratas Liga Italia ini harus berkapasitas minimal 20 ribu penonton.

Hal tersebutlah yang membuat Presiden Lazio Claudio Lotito terbahak-bahak pada Februari lalu. Percakapannya di telepon bocor. Ia mengatakan jika Si Putih Merah promosi akan menjadi bencana keuangan di Serie-A. "Jika Carpi datang? Jika tim itu datang tidak ada yang layak (dijual lagi), dalam dua atau tiga tahun lagi kita tidak akan memiliki sepeser pun," katanya.

Sebuah ledekan, ejekan dan cemooh dari "orang-orang kota" atas kesebelasan udik seperti Carpi. Tapi Lotito mau bilang apa? Bisa apa dia sekarang?

Akan tetapi tidak akan ada yang bisa menentukan takdir Carpi di Serie-A nanti. Perkiraan banyak orang bahwa mereka akan kesulitan bertahan di Serie-B akibat kebangkrutan dan gempa bumi nyatanya mampu dilewati. Kita lihat saja bagaimana Carpi menjawab cemooh Lotito.

Komentar