Memang Mahal Biaya Menjadi Suporter

Backpass

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Memang Mahal Biaya Menjadi Suporter

Menjadi penggemar sepakbola memang menyenangkan. Gara-gara sepakbola, semua emosi teraduk bercampur begitu saja. Ada yang punya banyak teman, ada pula yang senang karena punya teman berdebat. Namun, jika dihitung-hitung, menjadi penggemar sepakbola tidaklah murah. Ada harga sepadan yang mesti dibayarkan.

Hal paling umum dari penggemar sepakbola adalah kostum kesebelasan mulai dari yang KW 300 seharga 35 ribu, sampai “ori-BNWT” seharga dua juta rupiah. Kostum kesebelasan menjadi identitas utama bagi penggemar. Selain itu, terdapat beberapa tambahan lain seperti syal, kupluk, sarung tangan, kemeja batik, dan pernak-pernik yang berkaitan lainnya.

Bagi penggemar kesebelasan lokal, pengeluaran akan jauh lebih besar lagi. Tiket pertandingan, uang bensin, hingga membeli jajanan di stadion, mesti diperhitungkan. Ini pula yang tengah terjadi bagi suporter sepakbola kelas menengah di Inggris. Mereka menganggap biaya untuk sekadar menyaksikan pertandingan sepakbola sudah terhitung mahal.

Tom Carnduff, penggemar Leeds United, menuliskan pengalamannya menjadi penggemar Leeds di laman The 72. Dari pengamatannya, uang di sepakbola selalu beranjak naik. Ini berbeda dengan jumlah penggemar yang datang ke stadion yang berangsur menurun.

“Kami sangat loyal kepada kesebelasan yang kami dukung, tidak ada hal lain yang kami lakukan selain pergi dan menyaksikan penampilan kesebelasan kami di manapun mereka bermain saat akhir pekan tiba,” tulis Tom, “Sayangnya, di era modern ini, menjadi sebuah kesulitan untuk melakukannya.”

Harga Tiket


Ilustrasi tiket

Tiket menjadi poin yang paling disorot oleh Tom. Menurutnya, ini yang membuat banyak orang berhenti menyaksikan kesebelasan yang mereka dukung di stadion. “Ini bukan karena kurangnya loyalitas, tapi lebih karena harga yang lebih realistis,” tulis Tom.

Tom pun mengutip The Football Supporter’s Federation yang ingin meningkatkan kesadaran terkait harga tiket tersebut. “Jumlah pertandingan tandang menurun berkat kendala seperti harga tiket yang menggelikan, meningkatnya biaya perjalanan, jadwal tv yang acak-acakan, buruknya tempat duduk, tidak bersahabatnya steward, dan gangguan polisi lewat bubble matches”.

Tom mengambil contoh harga tiket musiman termurah Leeds seharga 440 pounds atau sekitar 8,3 juta rupiah. Sebelum musim berjalan, penggemar segera membeli tiket musiman untuk memastikan mereka memiliki kursi di stadion.

Memahami Tiket Musiman

Pengeluaran terbesar sebenarnya hadir saat pertandingan tandang. Leeds sendiri saat ini tinggal menyisakan dua pertandingan tandang menghadapi Charlton dan Sheffield Wednesday. Harga tiket dari masing-masing kesebelasan berbeda. Misalnya, tiket Norwich City seharga 40 pounds, sedangkan Rotherham hanya 23 pounds.

“Ini adalah jumlah uang yang besar untuk satu pertandingan, tapi ketika digabungkan, angka sebesar itu memperlihatkan betapa mahalnya harga yang harus dibayarkan untuk mengikuti kesebelasan,” tulis Tom.

Biaya Perjalanan


Tiket musiman Arsenal, termahal di Eropa (SUmber: 101greatgoals.com)

Harga tiket tidak termasuk dengan mahalnya biaya transportasi terutama untuk pertandingan tandang. Tiket kereta dari Leeds ke Norwich harus ditebus dengan harga 45 pounds. Ini belum termasuk harga penginapan karena jika pertandingan digelar malam hari, maka tidak ada kereta yang mengantar pulang. Suporter harus menunggu hingga keesokan harinya.

“Dengan biaya perjalanan dan harga tiket, Anda harus merogoh 130 pounds untuk pertandingan tengah pekan. Sebuah pertanyaan besar bagi seseorang yang akan menyaksikan pertandingan,” tutur Tom.

Leeds sendiri menyediakan penjualan tiket musiman untuk partai tandang yang dihargai 714 pounds, sudah termasuk pertandingan “cup”. Sehingga total yang harus dikeluarkan untuk menyaksikan 46 pertandingan, hanya untuk tiket saja, mereka harus membayar 1,100 pounds.

The Football Supporter Federation melakukan protes lewat petisi di situsnya. Mereka meminta maksimal pertandingan tandang dihargai maksimal 20 pounds. Petisi ini sendiri dianggap penting karena dengan batasan 20 pounds, total 23 pertandingan tandang akan seharga 460 pounds atau 210 pounds lebih rendah ketimbang musim ini.

Lebih Mahal dari Manchester City


Stadion Etihad dengan tiket musiman yang murah ketimbang 15 kesebelasan di Divisi Championship. (Sumber: thedrum)

Manchester City merupakan kesebelasan yang menerapkan tiket musiman, salah satunya yang terendah di Liga Primer Inggris. Berdasarkan survei BBC, terdapat 15 kesebelasan Divisi Championship, 10 kesebelasan League One, dan empat kesebelasan League Two, yang harga tiket musiman termurahnya jauh lebih mahal ketimbang harga tiket musiman Manchester City pada musim lalu!

Tentu ini tidak menyenangkan terutama bagi penggemar kesebelasan di divisi yang lebih rendah. Mereka tidak mendapatkan pendapatan (revenue) sebesar yang didapatkan kesebelasan di Liga Primer, tapi harus menyesuaikan harga tiket untuk menutupi pengeluaran.

Lagi-lagi suporter yang harus dikorbankan. Atas nama loyalitas, terkadang akal sehat sudah tidak tercapai lagi. Untuk semusim, mereka harus menyiapkan minimal 20 juta rupiah untuk tiket kandang-tandang, yang belum termasuk biaya penginapan dan transportasi. Akibatnya, terjadi penurunan jumlah penonton di stadion. Tidak sedikit dari mereka yang “pindah haluan” dengan mendukung kesebelasan Premier League yang dianggap lebih rasional.

Di Liga Primer sendiri, mereka yang hadir pun mulai beranjak dari masyarakat menengah-bawah, menjadi masyarakat menengah, dan menengah-atas. Akibatnya adalah kultur “panas” di stadion perlahan mulai menghilang. Ini yang dikeluhkan Jose Mourinho karena tidak mendapatkan suasana stadion yang sebenarnya di Stamford Bridge.

Para penggemar yang lebih vokal untuk mengoordinasikan chant misalnya, tidak bisa datang ke stadion karena harus antre untuk mendapatkan tiket musiman yang panjangnya mencapai tujuh musim. Saat stadion sepi, mereka yang disalahkan karena dianggap tidak loyal kepada kesebelasan.

Harga Paling Mahal


Suporter Arsenal naik kereta menuju Huddersfield pada 1936. (Sumber: avaxnews.net)

Di Indonesia, harga yang paling mahal dari datang ke stadion adalah terkait keamanan. Dengan kondisi di mana stadion belum begitu kondusif, polisi yang lebih senang menonton di pinggir lapangan ketimbang duduk di tribun, membuat jantung selalu berdebar-debar berharap tidak terjadi sesuatu yang buruk di stadion.

Belum lagi saat kesebelasan yang didukung kalah, aksi perusakan seperti membakar kendaraan penonton lainnya, karena memiliki plat kesebelasan rival, menjadi kekhawatiran tersendiri.

Untuk menyaksikan pertandingan tandang, apalagi melawan kesebelasan rival, dianggap sebagai bagian “mengantarkan nyawa”. Ini yang membuat menghadiri pertandingan tandang bukan menjadi kebiasaan bagi penggemar sepakbola di Indonesia. Karena tidak ada pertandingan yang seharga nyawa.

Sumber: huffingtonpost.com

Komentar