Pelé dan Kemungkinan Pertemuan dengan Dewi Gunung Berapi di Anfield

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pelé dan Kemungkinan Pertemuan dengan Dewi Gunung Berapi di Anfield

Seorang sosok besar akan menjadi tamu agung dalam pertandingan akbar yang akan digelar di stadion bersejarah pada akhir pekan ini. Edson Arantes do Nascimento – jika nama itu terdengar asing, cobalah ini: Pelé – akan hadir di Anfield, menyaksikan Liverpool menjamu musuh bebuyutan mereka, Manchester United, dalam lanjutan Premier League musim 2014/15. Jika memungkinkan, sang legenda juga bisa jadi akan bertemu dengan seorang putri yang dinamai atas dirinya.

Kedatangan Pelé diprakarsai oleh Subway, waralaba asal Amerika Serikat yang menjalin kerja sama dengan Liverpool sebagai official training food partner. Bersama penyerang Liverpool, Daniel Sturridge, Pelé adalah bintang iklan Subway edisi Piala Dunia 2014.

Dalam kesempatan ini, bagaimanapun, Pelé tentunya tidak hanya akan memuaskan Subway. Ia tentunya akan menyaksikan pertandingan dan memperhatikan beberapa pemain; terutama yang berasal dari Brasil. Ada Philippe Coutinho dan Lucas Leiva dari Liverpool, sementara United memiliki Rafael Pereira da Silva, Andreas Pereira. Walau demikian, nampaknya hanya Coutinho saja yang akan tampil.

Kunjungan Pelé ke Liverpool kali ini bukanlah yang pertama. Pada 1966, bersama tim nasional Brasil, Pelé dua kali bermain di kota ini di ajang Piala Dunia. Pelé bermain di Goodison Park dalam pertandingan melawan Bulgaria pada 12 Juli dan Portugal tujuh hari setelahnya.

Pelé mencetak salah satu gol kemenangan Brasil dalam pertandingan melawan Bulgaria; sebuah gol pembuka pada menit ke-15. Ia bermain gemilang, namun tak selalu hal tersebut membawa hal baik. Karena dianggap berbahaya, Pelé terus-menerus menjadi sasaran ganjalan keras para pemain lawan. Pelé, karenanya, harus absen di pertandingan melawan Hungaria.

Tanpa Pelé, Brasil kalah. Sang Raja akhirnya kembali untuk laga penentu, melawan Brasil-nya Eropa, Portugal, yang diperkuat pemain terhebat mereka: Eusébio da Silva Ferreira. Dalam pertandingan ini Pelé kembali menderita cedera di menit ke-30, namun meneruskan pertandingan karena pergantian pemain tidak mungkin dilakukan.

Pada akhirnya Brasil kalah dengan skor yang sama seperti pertandingan melawan Hungaria; 1-3. Brasil, juara bertahan Piala Dunia dua edisi sebelumnya, gugur di putaran pertama. Para pendukung Brasil yang datang ke Inggris menangis di jalanan kota Liverpool.

Brasil dan Pelé tidak membawa kenangan manis dari Inggris, namun publik Inggris mendapatkan pengalaman berharga. Mereka tak perlu lagi menerka-nerka. Mereka sudah menyaksikan kehebatan Pelé dengan mata mereka sendiri.

original

“What a player he is. Now Merseyside followers know that the Pele legend is no mere story but more a tribute in words to probably the finest and most skillfully endowed player in the game anywhere in the world,” tulis Horace Yates, reporter Liverpool Daily Post, dalam laporan yang ia tulis mengenai pertandingan antara Brasil dan Bulgaria.

Dalam kunjungan kali ini, Pelé mungkin tak akan mengingat banyak kenangan manis dari Liverpool. Namun tak berarti ia tidak akan berbahagia. Dan kalaupun ia tidak berbahagia, tak berarti orang lain tak akan berbahagia pula. Nicol Adcock, seorang penggemar Liverpool yang menamai putrinya atas Pelé, bersemangat menyambut kedatangan sang legenda.

Adcock yang menggilai sepakbola mengutarakan keinginan menamai putrinya atas Pelé kepada sang kekasih, Andrew Murray, yang langsung menyetujui ide tersebut. Mereka sepenuhnya sadar mengenai fakta bahwa nama Pelé tidaklah lazim untuk anak perempuan, namun hal tersebut tidak menghalangi mereka. Pele Dylis Murray, begitulah sang putri akhirnya dinamai.

JS59572793

Sebagai catatan, belakangan Adcock dan Murray mengetahui bahwa Pele adalah nama dewi gunung berapi dalam mitologi Hawaii dan dalam bahasa Ibrani, Pele berarti mukjizat. Namun keterangan tersebut baru mereka ketahui beberapa tahun setelah Pele lahir, sehingga tidak ada hubungannya dengan keyakinan mereka dalam memberi nama Pele kepada putri mereka.

Seperti Pelé yang tidak kesulitan menguasai bola dan melewati hadangan lawan, Adcock percaya Pele nantinya tak akan kesulitan menguasai diri dan mengatasi pandangan miring orang-orang yang menganggap namanya aneh dan tidak biasa.

Komentar