Saga Transfer Mengawali Konflik Pemecatan Poyet

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Saga Transfer Mengawali Konflik Pemecatan Poyet

Manajer baru Aston Villa Tim Sherwood merendah usai membantai Sunderland dengan skor 4-0. Usai laga di Stadion City of Light lalu, Sabtu (14/3/15), ia diberikan tanggapan mengenai calon penghargaan Manager of The Year. Saat itu Sherwood cuma menjawab dengan nada bercanda, "Manager of the year? kau bercanda, kecuali jika kita (Villa) memenangkan FA Cup!," ujarnya kepada awak media.

Dibalik candaan Sherwood nyatanya merupakan luka di kubu Sunderland setelah dipermalukan di hadapan para pendukungnya sendiri. Sebuah perbandingan yang kontras antara Sherwood dengan Gustavo Poyet, manajer Sunderland, sewaktu usai pertandingan.

Bolehlah Sherwood tertawa dan menemukan raut kebahagiaan bersama Villa, namun Poyet terpaksa menelan pil pahit atas kekalahan empat gol tanpa balas tersebut. Pasalnya sekarang Poyet sudah bukan manajer bagi The Black Cats, julukan Sunderland. Dirinya mesti rela lengser dari posisinya sebagai manajer Sunderland akibat kekalahan memalukan itu.

Hari Senin sekitar pukul dua siang waktu setempat, Sunderland merilis pernyataan resmi terkait pemecatan manajer berkebangsaan Uruguay tersebut. Padahal pada pagi harinya Poyet sempat memimpin latihan John O'shea dkk dan isu pemecatan dari kursi manajer pun mereda.

"Atas nama klub Sunderland, ingin mengucapkan terima kasih kepada Gus (Poyet) atas semua dedikasinya sepanjang waktunya di klub ini. Terlebih atas perjuangannya menyelamatkan nasib kami musim lalu dan penampilan di final Piala Liga. Itu tak akan pernah terlupakan," ujar Ellis Shor pemilik Sunderland.

"Sayangnya, klub ini tidak mengalami perkembangan apa pun seperti yang kami harapkan musim ini. Sekali lagi kami harus tetap berjuang, pada jalur yang salah. Karena itu, perubahan perlu dilakukan," sambung Ellis.

Tentunya situasi yang berubah 180 derajat dengan Premier League musim lalu. Nama Poyet dielu-elukan karena menyelamatkan  O’Shea dkk dari degradasi, juga kemenangan Sunderland atas Newcastle pada Derby Tyne-Wear.

Namun pujian yang biasa didapatkan seperti musim lalu tidak terjadi pada musim ini. Saat babak pertama melawan Villa usai, aroma-aroma tidak mengenakan bagi mantan manajer Brighton Hove Albion ini sudah muncul.

Para suporter The Black Cats mencoba menyerbu ruang ganti pemain. Ribuan suporter sudah meninggalkan tribun stadiun ketika babak pertama berakhir. Sebelum turun minum empat gol sudah bersarang di gawang Costel Pantilimon, kiper Sunderland.

Kebobolan empat gol di babak pertama merupakan yang pertama kali di sepanjang sejarah Sunderland di Premier League. Kemudian nyanyian "Gustavo Poyet, itu kesalahan kita selalu," pun bergemuruh di Stadion City of Light.

Keretakan hubungan Poyet tidak hanya dengan para suporternya sendiri. Keharmonisan Poyet dengan direksi pun kian hancur, salah satu yang paling parah tentu hubungannya dengan Lee Congerton direktur olahraga Sunderland.

Ketika Congerton sedang mengatur kesepakatan untuk membawa Toby Alderweireld, Poyet terlalu campur tangan dan mantan bek Atletico Madrid itu gagal didatangkan. Poyet juga memblokir langkah lain Congerton untuk mendatangkan mantan bek Manchester City, Micah Richards.

Kendati Poyet menebusnya dengan memboyong Will Buckley dan Liam Bridcutt dari Brighton Albion, juga Sebastian Coates dari Liverpool dan Ricky Alvares dari Inter Milan. Tetapi empat pemain tersebut dinilai gagal mengangkat performa Sunderland.

Pergesekan Poyet dengan direksi kian berada di ujung tanduk setelah Poyet dikritisi karena menendang ember minuman ketika melawan Hull City yang berakhir 1-1, Rabu (4/3). Diketahui jika Congerton merupakan orang yang paling mengkritisi Poyet. Congerton pula yang mengusulkan agar pria 46 tahun itu tidak teralu berlama-lama lagi di Stadion City of Light.

Padahal Poyet sebelumnya bersumpah akan terus berjuang walau O’Shea dkk sedang terpuruk di area zona degradasi. Saat ini Sunderland sendiri berada di peringkat 17 klasemen sementara Premier League 2014/2015, satu peringkat di atas zona degradasi yang ditempati Burnley.

Perbedaan poin pun cuma satu angka, yakni Sunderland dengan 26 poin, Burnley 25 poin. Sunderland hanya menang dua dari 16 laga Premier League terakhir mereka di Stadion City of Light.

Sejak natal Sunderland cuma berhasil menang satu kali Premier League ketika melawan Burnley di City of Light di bulan januari. Sisanya tujuh kali meraih imbang dan tujuh lagi menuai kekalahan. Bahkan Sunderland tidak mencetak gol dalam empat laga mereka sebelum melawan Hull City.

Maka faktor-faktor tersebut tetap menjadi alasan dipecatnya Poyet dari kursi manajer Sunderland. Kini posisinya sudah diambil oleh manajer asal Belanda, Dick Advocaat. Pria 67 tahun itu menganggur setelah meletakkan jabatan sebagai pelatih timnas Serbia tahun lalu. Dalam sembilan laga tersisa, Advocaat akan berusaha menyelematkan Sunderland dari zona degradasi.

Komentar