Tidak Ada yang Tidak Bisa Dihancurkan Ibra

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Tidak Ada yang Tidak Bisa Dihancurkan Ibra

Anthony Lopes berhasil menarik banyak perhatian banyak pihak setelah dalam 635 menit tidak kemasukan gol. Kiper berusia 24 tahun ini pun tercatat berhasil melakukan 20 penyelamatan selama waktu tersebut. Namun, pada pertandingan melawan PSG dini hari tadi, rekor ini harus dipecahkan. Dan pelaku yang membuat rekor Lopes ini rusak bukan merupakan nama yang asing, Zlatan Ibrahimovic.

Blogger Ligue 1, Matthew Spiro, tidak menanggapi cederanya penyerang Olympique Lyonnais, Alexandre Lacazette dengan kecemasan berlebih. Spiro berpendapat bahwa dengan permainan kolektif dan kehadiran sang penjaga gawang utama, Anthony Lopes, Lyon akan baik-baik saja.

Pertandingan dini hari (9/2) tadi membuktikan bahwa opini pertama Spiro benar adanya. Cederanya Lacazette memang tak perlu dipermasalahkan. Mengenai opini kedua, Spiro terbukti lebih benar. Penampilan gemilang Lopes membuat dunia menyaksikan hal yang tidak bisa tersaji setiap hari. Berapa banyak pertandingan yang diwarnai akumulasi rasa frustrasi Zlatan Ibrahimovi? yang kesulitan mencetak gol?

Lopes bukan Manuel Neuer yang gemar terlibat dalam permainan di luar kotak penalti. Kehadiran Lopes, bagaimanapun, mempermudah pekerjaan para penyerang Lyon dengan caranya sendiri.

Jika kesebelasan mereka kebobolan satu gol, para outfield player, terutama para penyerang yang memiliki tugas utama mencetak gol, harus mencetak setidaknya dua gol untuk menang. Jika kebobolan dua, maka setidaknya tiga gol harus tercipta. Begitu seterusnya.

Bersama Lopes, beban mencetak gol Lyon menjadi minim sekali. Untuk menang, para pemain Lyon cukup mencetak satu gol saja. Bahkan, tidak mencetak gol pun Lyon tak akan kalah (contoh terbaru adalah pertandingan melawan AS Monaco pekan lalu). Lopes adalah sebuah jaminan rasa aman di lini pertahanan.

Lopes kembali menunjukkan kelasnya dini hari tadi. Jika saja Lopes tidak bermain gemilang, PSG minimal sudah mencetak empat gol dari skema open play (lima sebenarnya, jika bola yang berubah arah karena membentur pemain dalam perjalanannya menuju gawang disertakan dalam perhitungan; lewat sebuah reaksi cepat Lopes menangkap bola ini, bukan menepisnya. Catat!).

Dua sundulan Ibra dari jarak dekat – satu diarahkan ke pojok atas sementara satu lainnya ke pojok bawah bagian sebelah kiri gawang Lyon – berhasil dimentahkan Lopes dengan refleks cepat dan tepat.

Dua kali pula Lopes membuat Edinson Cavani kecewa. Dua kali berhadapan satu lawan satu dengan Cavani, dua kali pula Lopes menempatkan diri di posisi yang tepat sehingga kedua peluang emas milik Cavani hilang begitu saja.

Lopes pada akhirnya memang gagal meneruskan clean sheet Ligue 1 yang sudah ia catatkan sejak menit ke-64 di pertandingan pekan ke-17, 7 Desember 2014. Gol penalti Ibra, (eksekusi ulang setelah percobaan pertama berhasil digagalkan Lopes) menyudahi rangkaian clean sheet Lopes pada menit ke-635. Tidak mengherankan jika Lopes, begitu pertandingan berakhir, nampak kesal.

Lopes sebenarnya tak perlu berkecil hati. Penjaga gawang manapun memang rentan kebobolan dari titik penalti. Lagipula, eksekusi kedua Ibra memang tidak begitu saja bisa digagalkan. Tendangan Ibra mengarah ke sudut yang sulit dijangkau penjaga gawang manapun.

Ah, Ibra. Ternyata tidak ada yang bisa lebih bersinar darinya. Walaupun semalam Lopes kembali menunjukkan kelasnya, Ibra berhasil mencuri perhatian dengan menyudahi catatan yang sudah sudah payah dibangun oleh Lopes selama dua bulan lamanya.



Komentar