Burung Bangau itu Bernama Ben Arfa

Berita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Burung Bangau itu Bernama Ben Arfa

Setinggi-tingginya bangau terbang, jatuhnya ke kubangan juga. Peribahasa itulah yang cocok bagi Hatem Ben Arfa sekarang. Ketika pemain sayap ini meneken kontrak baru dengan OGC Nice. Setelah malang-melintang di Liga Inggris selama empat setengah tahun.

Pada awalnya, klub asal Ligue 1 Perancis tersebut meminjam jasanya selama enam bulan saja. Akan tetapi sejatinya Nice menginginkan pembelian secara utuh. Alhasil, Ben Arfa dengan Newcastle sepakat memutus kontrak. Maka pria 27 tahun itu telah resmi bergabung ke klub berjuluk The Eaglets tersebut.

Ben Arfa pun mengaku bahagia bisa kembali berkiprah di Ligue 1. Pulang ke rumah, dijadikan ajang untuk membangun karirnya yang sempat meredup. "Saya ingin kembali ke Perancis, dimana saya dibesarkan. Di Nice, saya pikir bisa mengekspresikan diri. Saya datang ke sini untuk menikmatinya, untuk membantu klub lebih baik dengan kualitas saya dan tentunya kemenangan," ungkapnya seperti yang dikutip Daily Mail.

Di sisi lain, ia sempat melemparkan pernyataan cukup menggelikan. Ben Arfa menegaskan bakal tetap memilih Nice, walaupun Real Madrid memberikan tawaran kepadanya untuk bergabung, "Dalam waktu 10 menit saya harus membuat pilihan. Meskipun Real Madrid sudah datang memanggil, saya tetap akan katakan ya untuk Nice," ujarnya.

Ya, mungkin perkataannya bisa saja terwujud, jika dalam keadaan lima tahun silam. Itu tidak terlepas dari karir Ben Arfa yang mengkilap, ketika berada dalam usia muda. Dulu dirinya dikenal sebagai salah satu talenta muda Perancis berbakat. Bagaimana tidak, baru menginjak 17 tahun, Ben Arfa sudah berkiprah dengan Lyon.

Pada musim 2004/2005, pemain sayap ini membawa klub besar Ligue 1 itu juara. Gelar yang sama dia berikan tiga kali berturut-turut pada tahun-tahun berikutnya. Ketika pindah ke klub rival Marseille, Ben Arfa juga membantu meraih gelar juara Ligue 1 2009/2010.

Atas pencapaiannya itu, namanya banyak didekati klub-klub besar. Beberapa kesebelasan seperti Arsenal, Chelsea, AC Milan, Juventus dan lainnya mengincar Ben Arfa. Akan tetapi pria kelahiran Clamart Perancis itu lebih memilih Newcastle United.

Kedatangannya di Januari dengan opsi pinjam, memang tidak langsung berjalan mulus. Ia hanya diturunkan sebanyak tiga kali dalam setengah musim Premier League 2010/2011.

Karirnya baru melesat ketika musim berikutnya. Sejak Premiere League 2011/2012, Ben Arfa menjadi motor serangan tim berjuluk The Magpies tersebut. Pemain berkaki kidal ini tampil 26 kali dan mencetak lima gol.

Selama dua musim kedepan ia selalu menjadi andalan Alan Pardew. Akan tetapi karirnya tersendat jelang Premier League 2014/2015.

Ben Arfa tidak dibawa dalam skuad pra musim. Dengan alasan, dirinya tidak bisa menjaga kondisi fisik dan berat badannya selama libur. Hal itulah yang membuatnya bersitegang dengan Pardew.

Baca juga:

Konspirasi Perut Buncit Ben Arfa


Atas perut buncitnya, pemain setinggi 178 tersebut dipinjamkan ke Hull City. Akan tetapi justru karinya dibawah tempaan Steve Bruce malah semakin buntu. Manajer Hull City itu terang-terangan jika Ben Arfa tidak masuk dalam rencana strateginya.

Alasan Bruce sama dengan Pardew, ditambah Ben Arfa seperti tidak memiliki semangat ketika berseragam hitam-kuning. Alhasil ia cuma diberi kesempatan berada di starting line-up lima kali, tiga sisanya dimulai dari bangku cadangan.

Maka peminjaman jasanya dipersingkat hingga Januari 2015. Kini Ben Arfa pun resmi mendapatkan nomor punggung empat bersama Nice.

Ya, seorang pesepakbola yang memiliki bakat di Perancis. Kini kembali untuk mendapatkan bakat kembali di asal muasalnya. Setidaknya ia bisa meningkatkan delapan kali umpan kunci, ketika setengah musim bersama Hull City.

Selain itu, kelihaiannya dalam melakukan operan, masih terbilang cukup baik. Dari delapan kali pertandingan bersama klub terakhirnya, ia melepaskan 110 kali operan sukses dengan rataan 84 %. Dengan modal singkat dan mumpuni itu, akankah Ben Arfa menemukan lagi sentuhannya di negara kelahirannya?.

Mungkin saja jika mendapatkannya kembali, saat menginjak umur 30 ia kembali ke Premier League. Atau mencoba terbang ke Italia maupun merealisasikan berkarir di Spanyol bersama Real Madrid. Kemanapun nasibmu nanti, pada intinya tingkatkan dulu semangatmu Ben Arfa, bukan berat badanmu!.

Foto : ESPN

Komentar