Apa yang Harus Dilakukan AC Milan untuk Mengembalikan Reputasi Mereka?

Editorial

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Apa yang Harus Dilakukan AC Milan untuk Mengembalikan Reputasi Mereka?

UEFA Financial Fair Play (FFP) telah menjadi acuan dari banyak klub Eropa dalam mengatur keuangan klub itu sendiri. Secara gagasan umum, FFP memang mewajibkan setiap klub tak boleh memiliki hutang yang melampaui batas.

Klub mulai harus lebih bijaksana semenjak regulasi FFP ini diberlakukan. Mereka harus berhati-hati dalam mengatur anggaran belanja. Klub tak bisa lagi mengandalkan pemilik klub yang kaya untuk kegiatan belanja yang melebihi pendapatan klub tersebut.

Kemunduran yang terjadi pada AC Milan pun bisa dibilang merupakan pengaruh dari diberlakukannya regulasi FFP. Tim yang merajai Eropa pada era 90an ini tak bisa lagi bergantung pada gelontoran uang yang dimiliki Silvio Berlusconi. Gaji pemain dan transfer pemain kini tergantung pendapatan yang didapatkan klub.

Sepakbola Italia memang mengalami kemunduran pasca terjadinya skandal pengaturan skor dan masa ekonomi sulit. Banyak klub-klub yang melakukan langkah-langkah penghematan untuk mengarungi liga agar terhindar dari FFP, dan tim yang bermarkas di San Siro ini termasuk salah satunya.

Dengan mengacu pada regulasi FFP UEFA, Milan yang musim lalu finish di urutan ke-8 Serie A, seolah membangun kembali tim mereka dari nol. Milan sebenarnya cukup kesulitan karena mereka harus menurunkan anggaran gaji pemain sebesar 88% pendapatan klub ke 70% seperti yang menjadi batas maksimal aturan FFP. Untungnya mereka pandai melakukan tawar-menawar untuk mendapatkan pemain dengan kualitas top tanpa mengeluarkan biaya mahal, seperti merekrut pemain gratisan atau meminjam pemain.

Memang, kekuatan klub menjadi terbatas dan tak terlalu mewah. Namun nyatanya, sisi positif dari FFP ini adalah dengan kekuatan mereka yang lebih baik dari musim lalu. Pada musim ini, keuangan Milan mulai berangsur-angsur membaik dan menorehkan banyak pendapatan.

Dari laporan Deloitte Football Money League tahun ini, AC Milan berada di urutan ke-10 dunia dengan pendapatan lebih dari 260 juta euro. Nama besar AC Milan menjadi faktor utama rossoneri masih memiliki keuntungan yang masif (meski turun dua peringkat).

deloitte
via wikipedia

Dari sponsor jersey tim misalnya, Milan cukup mendapatkan mendapatkan suntikan dana yang besar dari kerjasama ini. Dengan Emirates, kerjasama keduanya senilai 12,5 juta euro per tahun, cukup membantu Milan bisa meningkatkan kualitasnya.

Meskipun begitu, mereka perlu lebih pintar dalam menegoisasi nilai kontrak dengan pihak sponsor. Seperti yang dilakukan Liverpool yang nilai kontrak mereka bersama Standar Chartered bernilai dua kali lipat dari nilai kontrak Milan bersama Emirates. Liverpool yang aktif pada bursa transfer pada musim panas lalu pun sedikit banyak terbantu atas pendapatan yang didapat dari kerjasama ini.

Mereka pun perlu berpikir untuk meniru rival mereka, Juventus, yang berhasil meraup banyak keuntungan setelah memiliki stadion pribadi. Karena setelah Juventus Stadium dibangun, Juve telah kembali menjadi tim yang memiliki dana untuk membeli pemain dengan biaya yang cukup mahal, misalnya pembelian Alvaro Morata dari Real Madrid senilai 20 juta euro.

Memiliki stadion pribadi sudah menjadi hal yang wajib. Selain bisa meningkatkan pendapatan dari penjualan tiket pertandingan, dengan memiliki stadion, setidaknya bisa mengurangi biaya sewa San Siro yang mencapai 4 juta euro per tahun.

Yang perlu diingat, aturan FFP hanya berlaku pada pengeluaran gaji pemain dan transfer pemain. Ya, FFP tak menyentuh area pengeluaran klub untuk bidang infrastruktur. Maka dari itu, meski harus berhutang besar atau meminta Berlusconi berinvestasi besar, pembangunan stadion ini akan memiliki keuntungan untuk jangka panjang, seperti yang dilakukan Juventus.

Memang, untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan waktu yang tak sebentar. Namun bagaimanapun juga, Milan harus segera bangkit dari tidur mereka. Mereka perlu kembali menjadi tim yang ditakuti lawan. Milan perlu menyadari bahwa marwah sepakbola Italia pun ada di tangan mereka.

Untuk saat ini, jika hal-hal di atas masih sulit dilakukan, mereka perlu meningkatkan daya saing mereka di Serie A. Alasannya, bisa berlaga di Liga Champions pada musim depan akan membantu percepatan Milan untuk kembali pulih. Karena dengan berlaga di Liga Champions bisa menghadirkan pundi-pundi euro yang sangat banyak. Di mana ini bisa menjadi titik awal Milan menuju kebangkitan.

Saat ini Milan bertengger pada posisi ke-7 klasemen sementara Serie A. Selisih dua poin dengan Napoli yang berada di peringkat tiga bukanlah margin yang cukup besar. Peluang untuk finish di urutan ke-3 pun masih terbuka sangat lebar.

Ya, finisih di urutan tiga masih merupakan target yang realistis bagi AC Milan. Dan mereka wajib mencapainya agar bisa kembali menjadi salah satu kekuatan Italia. Menjelang bursa transfer musim dingin musim ini, Milan harus kembali pandai bernegoisasi untuk mendapatkan pemain yang bisa meningkatkan kualitas mereka tanpa biaya yang mahal. Dan manajemen Milan tampaknya bisa melakukannya.

foto: wikipedia.org

Komentar