Bisakah Somen Tchoyi Berprestasi di Liga Indonesia?

Analisis

by Ammar Mildandaru Pratama

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

Bisakah Somen Tchoyi Berprestasi di Liga Indonesia?

Arema dikabarkan resmi mendatangkan pemain asal Kamerun, Somen Tchoyi. Meski namanya terdengar asing, namun pemain berusia 31 tahun ini pernah berkiprah di Premier League serta membela tim nasional.

Tchoyi sebelumnya justru dikabarkan sedang ditawarkan ke Persib Bandung oleh sang agen. Pelatih Jajang Nurjaman juga sempat tertarik ke pemain satu ini. Harganya tak semahal Pacho Kemogne tapi masih di atas Illija Spasojevic, ungkap Djanur kepada Kompas.com.

Walaupun pernah membela West Bromwich Albion di Premier League, serta mencetak gol ke gawang Manchester United, ia ternyata tak terlalu istimewa. Pada usianya yang masih menginjak 31 tahun, Tchoyi sepertinya sudah melewati puncak performanya. Setelah dilepas West Brom, Tchoyi sempat menganggur hampir 6 bulan sebelum bergabung ke Augsburg dan bermain hanya 2 kali.

Meski begitu ia sebenarnya adalah pemain yang berbakat, puncak karirnya terjadi di klub Austria, Red Bull Salzburg. Selama dua musim ia bermain sebanyak 68 kali dan mencetak 14 gol. Pada periode ini juga Tchoyi akhirnya dipanggil ke tim nasional Kamerun, mencetak 2 gol dari total 15 penampilan.

Hal ini membuat WBA terpikat dan memboyongnya dengan banderol 3 juta Euro. Bukan angka kecil bagi tim sekelas West Brom, jika dikonversikan sekarang nilai tersebut setara 45 milliar Rupiah.

Pindah ke Inggris tak membuat permainannya meningkat, namun justru terus menurun. Saat pertama kali datang ke tempat latihan, manajer Roberto Di Matteo mengungkapkan bahwa Tchoyi punya masakah kebugaran. Alasan itu juga yang membuatnya banyak duduk di bangku cadangan. Birminghampost juga sempat menulis: Somen Tchoyi adalah pemain yang membuat manajer serta pelatih menggaruk-garuk kepala dan putus asa.

Bakatnya juga terbukti ketika ia tiba-tiba menjelma menjadi pahlawan bagi klubnya, termasuk saat mencetak hattrick saat melawan Newcastle. Dari tahun 2010 hingga 2012 Tchoyi sudah bermain untuk WBA sebanyak 41 laga dan hanya mencetak 7 gol.

Jika anda Aremania jangan dahulu ikut garuk-garuk kepala apalagi putus asa karena levelnya masih layak untuk bermain di ISL. Asalkan tak indisipliner dengan terus mengikuti program yang diberikan pelatih, pemain ini bahkan dapat lebih baik dari Beto yang tak lagi diperpanjang kontraknya.

Laga kompetitif terakhirnya menurut Soccerway adalah  6 April 2013, yakni saat membela Augsburg melawan Dortmund di ajang Bundesliga. Pertandingan yang sudah terjadi lebih dari satu tahun, ia masuk pada menit 80 menggantikan Werner. Persoalan ini yang harus dipecahkan oleh tim pelatih Arema. Tchoyi punya masalah ganda, lama tak bermain dalam iklim kompetisi dan latar belakang indisipliner.

Tapi jika tim pelatih Arema bisa membuat kebugaran Tchoyi kembali memenuhi standar, setidaknya untuk level Indonesia, bukan tidak mungkin dia bisa memberikan kontribusi yang vital bagi Arema. PR tim pelatih Arema terletak pada soal satu ini.

Somen Tchoyi dapat bermain sebagai gelandang serang, striker, bahkan winger dalam formasi 4-3-3. Pemain dengan kriteria yang baik untuk berduet bersama Christian Gonzales. Jika melihat tren penyerang asing di Indonesia, karakternya juga masuk dalam syarat penyerang jempolan. Kuat dalam tendangan, menjaga bola, dan akselerasi baik untuk melebar ketika Gonzales bersiap di kotak penalti.

Jika melihat video-video aksinya di lapangan, ia terlihat liat, punya keseimbangan yang baik dan tangguh dalam duel-duel adu badan. Ini tipikal yang seringkali efektif untuk berlaga di Indonesia. Dengan iklim kompetisi yang keras, sarat dengan duel-duel yang begitu fisikal dan kadang menjurus kasar, Tchoyi boleh jadi pilihan yang tepat. Pengalamannya bermain di liga-liga kompetitif di Eropa juga bisa sedikit menjamin kalau dia punya pemahaman dan pengetahuan taktikal yang lebih baik.

Faktor terakhir itulah yang seringkali membedakan pemain-pemain asing yang satu dengan yang lainnya. Pengalaman bermain di liga-liga kompetitif Eropa, apalagi di kasta tertinggi, kerap kali membantu seorang pemain asing yang -- katakanlah -- sudah berumur untuk bisa terus bersaing di liga-liga yang tingkat kualitasnya lebih rendah. Pengalaman dan pengetahuan taktikal di atas rata-rata memungkinkannya bisa menutup faktor-faktor minus lainnya.

Jika Samsul Arief masih tetap dipertahankan, trio lini depan Arema akan menakutkan bagi pemain bertahan lawan. Sehingga Singo Edan tak perlu pusing ditinggalkan Gustavo Lopez dan Beto Goncalvez.

Baca juga

Bagaimana Arema Mengatasi Kehilangan Gustavo Lopez?



Silakan simak cuplikan gol-golnya berikut:

Komentar