Lacazette Siap Menikam Dalam Diam

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lacazette Siap Menikam Dalam Diam

Perhatian dunia boleh tertuju kepada Le Classique. Kepada para bintang yang akan bertarung di atas lapangan Parc des Princes saat Paris Saint-Germain menjamu Olympique de Marseille. Kepada dua juru taktik yang akan adu cerdas. Kepada, mungkin, cooler box berwarna biru muda yang kini lebih sering mendapatkan sorotan karena berfungsi ganda sebagai kursi untuk Marcelo Bielsa.

Namun Olympique Lyonnais tidak akan peduli. Begitu pula dengan penyerang andalan mereka, Alexandre Lacazette. Pemain berusia 23 tahun tersebut memiliki satu tujuan dan satu tujuan saja: membuat Stade Municipal de Gerland bergemuruh dengan cara mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang tim tamu, En Avant de Guingamp.

Mencetak satu atau dua gol ke gawang Guingamp yang musim ini sudah kebobolan sebanyak 21 kali jelas bukan perkara sulit untuk Lacazette. Ke gawang lawan yang pertahanannya lebih baik dari Guingamp saja ia sudah berhasil mencetak sepuluh gol. Catatan tersebut membawanya berdiri di posisi teratas dalam daftar pencetak gol terbanyak Ligue 1, bersama André-Pierre Gignac yang bermain untuk Marseille.

Putar waktu mundur beberapa bulan, Lacazette memiliki peluang untuk mengembangkan karirnya diluar Perancis. Liverpool, Arsenal, dan Newcastle United kabarnya sempat menunjukkan ketertarikan terhadap pemain binaan Lyon tersebut. Namun Lacazette memilih untuk bertahan.

Kepada Express di bulan September lalu, Lacazette mengungkap dua alasan dibalik keputusannya untuk tidak meninggalkan Lyon: ikatan kontrak dan keinginan untuk mengemban tanggung jawab di klub yang membesarkannya.

“Saya masih terikat kontrak. Jadi tidak pernah ada niatan untuk pindah klub. Ada banyak spekulasi mengenai kemungkinan transfer, namun saya ingin berkembang di klub tempat saya dibentuk. Saya tertarik terhadap tanggung jawab. Saya tidak memiliki alasan untuk pergi,” ujar Lacazette.

Beruntunglah Lacazette. Keinginannya tidak bertepuk sebelah tangan. Pekan lalu, di kandang Olympique Gymnaste Club Nice, Lacazette dipercaya menjadi kapten tim karena Maxime Gonalons harus menerima larangan bertanding. Hasilnya luar biasa. Lacazette berhasil mencetak dua gol untuk membawa timnya, yang sempat tertinggal terlebih dahulu, menang 3-1.

“Ia sedang menjalani rangkaian penampilan yang bagus. Saya tidak tahu apakah penampilan gemilang yang ia tunjukkan saat melawan Nice ada hubungannya dengan ban kapten yang saya percayakan kepadanya. Yang pasti, kepercayaan tersebut membuatnya memiliki tanggung jawab. Ia adalah pemuda yang menerima dan menyukai hal tersebut. Menjadi kapten Lyon adalah sesuatu yang penting untuknya,” ujar Hubert Fournier, manajer Lyon, sebagaimana diwartakan oleh situs resmi Ligue 1.

Pekan ini Lyon tidak harus tertinggal terlebih dahulu agar gol-gol Lacazette terasa heroik. Mereka memang tengah tertinggal. Girondins de Bordeaux yang sudah menjalani satu pertandingan lebih banyak berada satu posisi lebih tinggi ketimbang Lyon. Kemenangan atas Guingamp akan membawa Lyon merebut posisi ketiga yang diambil dari mereka.

Malah, dengan sedikit “bantuan” dari Marseille, Lyon bisa melompat dua peringkat. Jika Le Classique berakhir imbang atau dimenangi oleh Marseille, kemenangan akan membawa Lyon duduk di peringkat kedua.

Peluang untuk menjadi pahlawan terbuka lebar untuk Lacazette. Diambil atau tidak, berhasil atau tidak, semua tergantung kepada dirinya sendiri.

Komentar