Kroos: Dari Jerman Timur Ke Puncak Dunia

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kroos: Dari Jerman Timur Ke Puncak Dunia

Hari ini tepat 25 tahun yang lalu, sebuah peristiwa bersejarah terjadi di Jerman. Di kota Berlin, tepatnya. Hari ini tepat 25 tahun lalu, Tembok Berlin, dinding pemisah antara Berlin Barat dengan Deutsche Demokratische Republik (Republik Demokratik Jerman, biasa disebut DDR atau Jerman Timur) dan Berlin Timur, dirobohkan.

Setahun setelah runtuhnya tembok Berlin, DDR dan Bundesrepublik Deutschland (Republik Federal Jerman, biasa disebut Jerman Barat) kembali bersatu. Tidak ada lagi Jerman Barat dan Jerman Timur. Tidak ada lagi Berlin Barat dan Berlin Timur. Hanya ada satu Jerman dan hanya ada satu Berlin.

Tidak ada lagi tim nasional Jerman Barat dan tim nasional Jerman Timur. Tidak ada lagi ketimpangan prestasi antara kedua tim nasional; tiga gelar juara Piala Dunia untuk Jerman Barat dan nol besar untuk Jerman Timur. Hanya ada satu tim nasional dari Jerman, dan tim tersebut berhasil meraih gelar juara dunia tahun ini – gelar juara Piala Dunia pertama Jerman sejak reunifikasi.

Walaupun kini hanya ada satu tim nasional, perbedaan kualitas antara Jerman Barat dengan Jerman Timur sedikit banyak masih terasa. Seperti tim nasional Jerman Timur yang prestasinya tidak secemerlang Jerman Barat, jumlah pemain berkualitas dari (eks) Jerman Timur masih kalah banyak jika dibandingkan dengan Jerman Barat.

Tidak banyak pemain asal Jerman Timur yang namanya mengkilap. Walaupun, tentu saja, mereka ada. Matthias Sammer sempat membela dua tim nasional; Jerman Timur dan Jerman. Michael Ballack, pria asal Görlitz, pernah menjadi kapten tim nasional Jerman.

Keduanya dikenal luas sebagai legenda. Namun keduanya tak akan pernah menyamai pencapaian seorang pemuda asal Greifswald bernama Toni Kroos. Kroos adalah satu-satunya pemain yang lahir di Jerman Timur dalam skuat Joachim Löw di Piala Dunia 2014. Karenanya, Kroos (lahir pada bulan Januari tahun 1990, sembilan bulan sebelum reunifikasi Jerman) juga menjadi pemain asal Jerman timur pertama yang berhasil menjadi juara Piala Dunia.

Beruntung bukanlah kata yang tepat. Apa yang pada akhirnya berhasil dicapai oleh Kroos adalah hasil dari kerja kerasnya sendiri. Dari segala keterbatasan Jerman Timur yang tidak lebih makmur dan tidak lebih maju ketimbang Jerman Barat, Kroos mampu muncul sebagai salah satu talenta muda paling bersinar. Tidak mengherankan jika kemudian Bayern München, raksasa sepakbola Jerman, memboyong Kroos dari Hansa Rostock yang terletak jauh di utara ketika sang pemain masih berusia 16 tahun.

Satu tahun saja sudah cukup bagi Kroos untuk naik ke tim utama. Pada musim 2007/08, Kroos secara reguler bermain di Bayern II sembari beberapa kali dipercaya tampil di Bayern. Barulah pada musim berikutnya ia benar-benar naik kelas.

Musim selanjutnya, 2009/10, tidak dihabiskan oleh Kroos bersama Bayern. Ia dipinjamkan ke Bayer Leverkusen. Namun keputusan itu diambil oleh Bayern bukan karena mereka tidak membutuhkan Kroos. Bayern hanya ingin Kroos berkembang. Keputusan Bayern terbukti tepat. Semusim bersama Leverkusen membuat Kroos semakin matang. Selebihnya, kita semua tahulah.

Dikenal sebagai gelandang serang yang lengkap, Kroos juga secara reguler bermain untuk tim nasional Jerman. Puncaknya tentu saja di Brasil musim panas lalu. Walaupun FIFA memberikan gelar pemain terbaik kepada Lionel Messi, statistik menunjukkan bahwa Kroos adalah pemain terbaik di Piala Dunia. Dan statistik, sebagaimana kita tahu, tak pernah berbohong.

Dalam daftar Castrol Index, Kroos berada di urutan teratas dengan nilai 9,79. Selama di Brasil, Kroos selalu bermain penuh sejak pertandingan pertama hingga peluit panjang di partai final ditiupkan. Secara keseluruhan, Pemain yang kini membela Real Madrid tersebut menghabiskan 690 menit bersih di lapangan. Selama itu ia berhasil mencetak 2 gol dan 4 assist. Belum lagi bola-bola berbahaya yang tak terhitung jumlahnya, yang bisa tercipta karena Kroos memiliki akurasi umpan sebesar 84,8% dan akurasi umpan silang sebesar 31%.

Komentar