Pardew: Dulu Dicinta, Kemarin Dihina, Kini Dipuja

Cerita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pardew: Dulu Dicinta, Kemarin Dihina, Kini Dipuja

Alan Pardew kini bisa bernafas lega. Sama seperti Pep Guardiola dan Jurgen Klopp, Pardew adalah salah seorang pelatih yang mencoba mengganti skema lama di klub yang ia tangani. Sialnya, Pardew tidak menangani klub kaya semacam Bayern Munich, yang mampu menarik Robert Lewandowski, ataupun membeli Xabi Alonso dan Mehdi Benatia untuk mengganti pemain yang cedera.

Tujuh pekan pertama, Pardew benar-benar dibuat pusing tujuh keliling. Fans meminta manajemen untuk mendepak dirinya lantaran hasil buruk di liga. Bagaimana tidak, hingga pekan ketujuh, Newcastle menderita tiga kali kekalahan dan tidak pernah menang.

Pardew bingung, analis pun bingung. Newcastle tak bermain buruk tapi hasilnya begitu memilukan. Okelah, kalah 0-2 dari Manchester City yang berstatus juara bertahan, tapi kalah 0-4 dari Southampton yang ditinggal eksodus para pemainnya, serta kalah 0-1 dari Stoke City seolah tak bisa dimaafkan.

Kemenangan pertama Newcastle di kandang pun sirna saat Wilfred Zaha mencetak gol di injury time. Fans pun masih bisa memaafkan kejadian tersebut karena Newcastle bermain dengan determinasi tinggi.

Amarah suporter sempat mereda saat Newcastle menahan imbang Hull City. Meski dihujat habis-habisan lewat banner dan flyer di sudut stadion, aksi Pappis Cisse pada akhirnya membuat mereka bertepuk tangan. Aksi heroiknya mampu menyelamatkan Newcastle dari kekalahan memalukan atas Hull City di liga. Memalukan karena Pardew mendepak Hatem Ben Arfa ke sana.

Pada pekan kedelapan, Pardew mulai menemukan irama baru. Lewat gol Gabriel Obertan, Newcastle akhirnya menang atas Leicester City di kandang sendiri. Delapan hari kemudian, Sammy Amoebi dan Ayoze Perez membuat publik London terhenyak. Newcastle menang 2-1 atas tuan rumah Tottenham Hotspur.

Dua hari lalu, atau pada Sabtu (1/11), Newcastle mesti berjuang keras dari tim peringkat dua musim lalu, Liverpool. Kerennya, mereka menang 1-0 lewat gol Ayoze Perez. Kemenangan tersebut membuat asa Newcastle naik berlipat-lipat. Kini mereka berada di peringkat 12 klasemen sementara. Hasil tersebut pun membawa kepercayaan diri bagi mereka untuk bisa meladeni West Brom Wich Albion di Birmingham, sembilan November mendatang.

Di Piala Liga, Newcastle pun meraih tiga kemenangan. Pertama, mereka menang 0-1 atas Gilingham. Kedua, mereka membalaskan dendam atas Crystal Palace dengan kemenangan 2-3. Lalu, 29 Oktober lalu, mereka mempermalukan Manchester City yang tampil dengan kekuatan penuh, dua gol tanpa balas. Istimewanya, hal itu dilakukan di Stadion Ettihad kandang City.

Sejumlah analis sebelumnya memperkirakan Newcastle akan bersinar pada musim ini. Namun rentetan hasil buruk di tujuh pertandingan di liga, membuat Newcastle terjerembab di zona degradasi.

Bukan tanpa alasan sejumlah pengamat memprediksi Newcastle akan bersinar. Musim ini, terdapat delapan pemain baru. Ayoze Perez, Jack Colback, Siem de Jong, Remy Cabella, Emmanuel Riviere, Daryl Janmaat, Karl Darlow, Jamaal Lascelles.

Semua pemain yang masuk tidak ada yang lahir di atas tahun 1989, atau berusia maksimal 25 tahun. Lewat amunisi pemain muda, Newcastle diproyeksikan mampu menembus jajaran elit klub Liga Inggris lainnya.

Kini, kerja keras dan segala caci yang diberikan pada Pardew, perlahan mulai terlihat hasilnya lewat empat kemenangan beruntun di liga dan di Piala Liga.

Pardew memulai karirnya di Newcastle dengan menggantikan Chris Hughton yang dipecat pada 6 Desember 2010. Sebelum memilih manajer, manajemen Newcastle sebenarnya melakukan survei terhadap 40 ribu fans, terhadap siapa yang akan menjadi manajer. Pardew sendiri hanya mendapat 5,5 persen dukungan.

Bersama Newcastle, Pardew sebenarnya belum menghasilkan apa-apa. Namun, soal penghargaan pribadi, ia pernah meraih “Manager of The Month” pada November 2013. Ia pun mendapatkan penghargaan “Manager of The Year” oleh Premier League pada musim 2011/2012.

Wajar rasanya jika kini Pardew kembali mendapatkan harapan serta dukungan penuh dari penggemar. Tinggal tunggu waktu saja, akan sejauh mana ia dan Newcastle akan bersinar.

Sumber gambar: sackpardew.com

Komentar