Perubahan Taktik Pep, Kunci Kemenangan Bayern atas AS Roma

Taktik

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Perubahan Taktik Pep, Kunci Kemenangan Bayern atas AS Roma

Juru racik Bayern Munich, Pep Guardiola, menunjukkan kapasitas dirinya sebagai peramu taktik kelas dunia. Menghadapi AS Roma yang tengah berada dalam performa terbaiknya, Pep nyatanya membuat kejutan. Ia menggunakan formasi 3-4-3 sebagai dasar pertarungan yang dihelat di Stadion Olimpico, Roma, Rabu (22/10) dini hari.

Pep menurunkan David Alaba, Jerome Boateng, dan Mehdi Benatia di lini pertahanan. Penggunaan tiga bek ini sebenarnya beresiko besar. Roma memiliki dua penyerang sayap yang memiliki kecepatan: Gervinho dan Juan Iturbe. Malah, Gervinho sengaja diistirahatkan saat laga menghadapi Chievo di liga, demi bermain maksimal di Liga Champions.

Pertaruhan Pep berjalan manis. Pria yang pernah bermain dan membesut Barcelona tersebut menginstruksikan para pemainnya untuk terus menekan sejak peluit dibunyikan. Pressing ketat tersebut bahkan mencapai sepertiga lapangan akhir Bayern, yang memaksa bola dialirkan ke kaki kiper Morgan De Sanctis.

Terdengar mudah dan sederhana, tapi pressing ketat tersebut sukses mematikan trio gelandang Bayern yang dihuni Radja Nainggolan, Danielle De Rossi, dan Miralem Pjanic, yang merupakan motor serangan Roma. Akibatnya, I Giallorossi tak mampu menyusun serangan secara matang yang mampu membahayakan pertahanan Bayern.

Keberhasilan taktik yang diterapkan Pep tak lepas dari luputnya perhatian Rudi Garcia untuk menutup kedua sisi. Permainan terbuka yang ia terapkan, membuat Bayern lebih mudah mengeksploitasi setiap sisi wilayah pertandingan.

Gervinho dan Iturbe pun tidak diinstruksikan untuk turun membantu pertahanan. Sementara itu tiga gelandang Roma lebih fokus bergerak di tengah sama halnya dengan pergerakan dua fullback yang bermain rapat di lini tengah.

Setelah unggul lima gol, Pep menarik Lewandowski dan memasukan Rafinha. Hal ini mengubah formasi Bayern menjadi 4-3-3 dengan Alaba ditarik ke tengah, dan Shaqiri berposisi sebagai ujung tombak. Juan Bernat ditarik menjadi fullback, sementara Franck Ribery menggantikan posisi Thomas Mueller di sayap kiri.

Perubahan formasi ini menyiratkan penguatan di lini tengah. Alaba, Xabi Alonso, dan Phillip Lahm bermain lebih rapat guna menahan serangan Roma dari tengah. Hal ini terlihat dari mulai banyaknya pergerakan Gervinho yang langsung berhadapan dengan bek di sisi kotak penalti. Padahal, di babak pertama, Gervinho dan Iturbe sering kesulitan bertemu langsung dengan bek karena mesti menemui hadangan dua wide midfielder Bayern.

Kemenangan atas AS Roma seolah menegaskan Pep memiliki pilihan taktik yang lebih kaya dan dapat digunakan sesuai kebutuhan. Keputusannya untuk mengambil resiko bisa diacungi jempol, karena jika Pep menerapkan formasi yang sama kala mereka menggunduli Werder Bremen 6-0 di liga, belum tentu hasil serupa akan terulang.

Baca ulasan lengkapnya di sini.

Sumber gambar: theguardian.com

Komentar