Ketika Arsenal Mesti Menjilat Ludahnya Sendiri

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ketika Arsenal Mesti Menjilat Ludahnya Sendiri

Arsenal telah melakoni delapan pertandingan di Liga Primer Inggris musim ini. Selama itu, the Gunners memang hanya satu kali menelan kekalahan. Namun mereka tetap memulai musim dengan buruk. Arsenal hanya mampu meraih dua kemenangan di delapan pertandingan pertama.

Sebelas poin dari delapan pertandingan memang bukan start terburuk Arsenal. Di musim 2011/12, Arsenal hanya mampu mengumpulkan 10 angka dari delapan laga perdana. Namun, pada musim itu mereka mampu bangkit dan mengakhiri musim di posisi ketiga. Lantas mungkinkah di musim mereka mengalami hal yang serupa?

Meragukan memang, mengingat rapor Arsenal sejauh ini begitu mengkhawatirkan. Jika mereka tidak meningkatkan performa, bukan tak mungkin di akhir musim nanti mereka kembali menorehkan catatan pahit. Gagal lolos ke Liga Champions untuk kali pertama di era Wenger, misalnya. Atau, lebih parah lagi, gagal lolos ke Europa League seperti Manchester United musim lalu.

Jika tulisan ini mengamati tumpulnya lini depan sebagai penyebab dari buruknya performa Arsenal, di sini Anda akan menemukan hubungan dari kegagalan transfer Wenger dengan hasil buruk yang ditorehkan oleh Arsenal di awal musim ini.

Di tim utama Arsenal, hanya ada dua gelandang bertahan . Mereka adalah Mikel Arteta dan Mathieu Flamini. Keduanya sudah tua. Arteta berusia 32 tahun sedangkan Flamini baru memasuki usia kepala tiga. Wenger, lucunya, tidak mendatangkan satupun gelandang bertahan baru.

Usaha terbaik pria Perancis tersebut untuk meremajakan posisi ini hanyalah melatih Calum Chambers dan Abou Diaby agar mampu memainkan bermain di posisi tersebut. Wenger pernah berkata bahwa keputusannya untuk tidak mendatangkan seorang gelandang bertahan baru banyak dipengaruhi oleh Diaby dan Chambers. Ia merasa bahwa kedua pemain tersebut memiliki potensi besar untuk menjadi gelandang bertahan kelas satu.

Track record Wenger untuk urusan memaksimalkan potensi pemain dengan menempatkan mereka di posisi baru memang baik (Anda dapat membacanya di sini), sehingga opininya mengenai Diaby dan Chambers rasanya tidak bisa langsung dibantah begitu saja.

Namun keduanya sejauh ini ternyata terbukti belum mampu membayar kepercayaan sang manajer. Sementara Diaby belum kompeten di  posisi barunya, Chambers malah belum sempat bermain sebagai gelandang bertahan. Pemain muda yang sebelumnya bermain di Southampton tersebut sibuk menambal lubang di lini belakang.

Bagaimanapun, ada yang lebih lucu dari keengganan Wenger untuk merekrut gelandang bertahan baru. Saat kepergian Bacary Sagna ditambal oleh kehadiran Mathieu Debuchy dan Chambers, kehilangan dua orang bek tengah malah tidak dibayar.

Kapten Thomas Vermaelen bergabung dengan Barcelona. Setelahnya, bek muda Ignasi Miquel dibiarkan bergabung dengan Norwich City FC. Dua orang pengganti seharusnya mendarat di Emirates Stadium. Pada kenyataannya, tidak ada pemain belakang baru yang bergabung dengan Arsenal setelah Vermaelen dan Miquel Pergi.

Arsenal, karenanya, hanya memiliki dua orang bek tengah; Per Mertesacker dan Laurent Koscielny. Di posisi bek kiri mereka hanya memiliki Kieran Gibbs dan Nacho Monreal. Untuk pos bek kanan, hanya ada Mathieu Debuchy dan Chambers (yang juga diplot sebagai pemain pelapis untuk posisi bek tengah, gelandang tengah, dan gelandang bertahan).

Kondisi tersebut jelas jauh dari kata ideal untuk mengarungi kerasnya Liga Inggris, Liga Champions, Piala FA. Apalagi jika badai cedera menerpa. Dan memang itulah yang sedang dihadapi oleh Arsenal belakangan ini.

Di pertandingan terbarunya, saat bermain imbang 2-2 dengan Hull City, Arsenal bahkan bermain dengan komposisi lini belakang yang sangat asing. Rotasi besar-besaran dilakukan oleh Wenger, Monreal yang biasanya menempati posisi sebagai fullback kiri dipasang sebagai centerback mendampingi Mertesacker.

Bagaimana mungkin Arsenal mampu menang jika mereka tidak memiliki barisan pertahanan yang berkualitas? Para gelandang dan penyerang tidak akan mampu bermain lepas. Dan kalaupun mereka mampu, bukan tak mungkin jumlah gol yang berhasil dicetak akan sama banyaknya dengan jumlah gol yang bersarang di gawang sendiri.

Wenger sangat membenci bursa transfer bulan Januari. Ia bahkan sempat melontarkan wacana penghapusan pasar pemain tengah musim ini. Tapi kali ini, ia mau tak mau harus mengalah kepada egonya sendiri. Jika masalah di lini belakang Arsenal tidak diperbaiki, bukan tak mungkin ia akan menyesal di akhir musim nanti. Karena tak menutup kemungkinan Arsenal akan belanja besar-besaran Januari nanti.

Komentar