Beranikah Arsene Wenger Memakai Formasi 4-4-2?

Taktik

by Aqwam Fiazmi Hanifan

Aqwam Fiazmi Hanifan

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Beranikah Arsene Wenger Memakai Formasi 4-4-2?

Tak selamanya bermain cantik akan berimbas pada kemenangan. Tak percaya? Coba tengoklah Arsenal. Kurang apa Arsenal di awal musim ini? Mereka memang kehilangan Oliver Giroud di awal musim, tapi hal itu mampu ditambal lewat kedatangan Daniel Wellbeck. Kehilangan Theo Walcott di sayap? Ah tidak juga, Toh Mesut Ozil bisa mengisinya. Meski kehilangan banyak pemain, Arsenal tetap mampu trengginas di setiap-setiap laganya.

Dalam soal penguasaan bola misalnya, dalam kurun 8 pertandingan terakhir Arsenal selalu unggul dari lawan. Padahal lawan yang dihadapi adalah tim-tim top Eropa. Sebut saja Man City, Chelsea, Tottenham, Galatasaray dan Dortmund. Di Liga Inggris, Arsenal kini didapuk sebagai tim rataan posisi paling tinggi dengan 60% penguasaan bola di setiap pertandingannya.

Umpan-umpan pendek yang jadi ciri khas mereka musim ini teraplikasikan betul-betul di dalam lapangan. Rataan umpan komplit Arsenal merupakan yang tertinggi Inggris dengan mencapai 87 % passes complete per pertandingan. Hal inilah yang membuat Arsenal selalu mampu menampilkan permainan cantik lewat kaki ke kaki di setiap laganya.

Sayangnya bermain cantik bukan jaminan akan hasil akhir yang memuaskan.  Dari 9 pertandingan terakhir di semua ajang kompetisi, Arsenal hanya mampu menang 2 kali, imbang 4 kali dan kalah 3 kali. Dalam soal jumlah gol, mereka hanya bisa mencetak 14 gol itupun dengan catatan 7 gol diantaranya hanya dicetak pada dua pertandingan, yakni kala menghadapi Galatasaray (4 gol) dan Aston Villa (3 gol)

Ada masalah memang di lini depan Arsenal selama ini. Meski mampu mempersulit lawan, Wellbeck selalu gagak mencetak gol. Masalah ini mungkin akan sedikit teratasi saat Oliver Giroud kembali hadir. Cedera pergelangan kaki yang dialami pemain Perancis ini akan segera pulih. Masalahnya setelah kedatangan Giroud, maka mungkinkah pola permainan Arsenal kembali berubah?

Ada kemungkinan iya. Untuk memanfaatkan potensi Welbeck dan Giroud secara bersamaan Arsene Wenger bisa memakai dua striker secara bersamaan. Yang jadi pertanyaan, beranikah dia?

Jadi sebuah pertanyaan di musim ini, apakah alasan yang membuat Wenger  mengganti pola 4-2-3-1 yang jadi favoritnya musim lalu kini beralih menjadi 4-5-1, 4-1-4-1 atau 4-3-3?  Jawabannya tentu saja ingin mengakomodasi tiga gelandang terbaik yakni Ozil, Sanchez dan Walcott yang bisa dimainkan secara bersamaan.

Namun petaka muncul saat Walcott mesti cedera. Perjudian yang Wenger lakukan dengan menggeser Ozil ke posisi sayap membuat peran pemain No.10 menjadi hilang dalam sistemnya. Dan jika Wenger memutuskan beralih ke sistem lain pada musim ini, terutama penggunaan dua striker, maka otomatis dia mesti memilih siapakah yang akan didepak di lini tengah: Sanchez, Ozil atau Walcott - yang kini baru pulih dari cedera.

Andaikan Wenger memainkan dua striker secara bersamaan otomatis akan mengurangi komposisi di lini tengah. Ada ketakutan keseimbangan lini tengah pun akan terganggu. Untuk mensiasati agar pola 4-4-2 ini tetap bisa berjalan, Wenger sebenarnya bisa menaikan Sanchez bersanding dengan Giroud. Namun tipikal Sanchez tentu berbeda dengan Welbeck. Sanchez lebih ke tipikal penyerang yang gemar menyisir sayap dan melakukan cut inside. Andaikan dia berduet dengan Giroud/Welbeck, dia akan lebih banyak mundur ke tengah seperti yang terjadi saat ini. Bukan berdiri berdua sejajar di lini depan.

Menduetkan dua penyerang murni secara bersamaan di lini depan mungkin bisa jadi solusi akan performa lini depan Arsenal yang mandul selama ini. Namun dengan segala konsekuensi yang ada, terutama akan ada kekurangan satu orang pemain di lini tengah, beranikah Wenger melakukan perubahan itu? Kita tunggu saja.

Komentar