Ultras Raja Casablanca Serukan Jihad dan Dukungan untuk ISIS

Berita

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ultras Raja Casablanca Serukan Jihad dan Dukungan untuk ISIS

Sepakbola adalah sarana yang tepat untuk apapun: pengantar ideologi, hingga isu politik kerap ada di dalamnya. Sulit untuk menyalahkan pesepakbola ataupun suporter yang membawa atribut tersebut di atas lapangan. Pasalnya, unsur-unsur yang ada di dalam sepakbola terlalu heterogen untuk dapat dikekang dalam satu aturan.

Ini yang terjadi di Maroko. Ultras klub Raja Casablanca menyerukan ajakan berjihad sembari berteriak “Daes, Daes” lengkap dengan tetabuhan layaknya tengah mendukung tim di atas lapangan. Daes adalah singkatan dari Daulah Islamiyah. Di Negara timur tengah penyebutan itu lazim di pakai untuk merujuk pada ISIS.

Video ini sendiri diunggah seminggu setelah militan Aljazair menculik dan memenggal turis asal Prancis. Sebelumnya, fans Raja Casablanca juga aktif dalam memberi dukungan bagi masyarkat Gaza. Mereka menyerukannya lewat chant yang diteriakan di stadion.

Raja Casablanca adalah salah satu klub sepakbola populer di Maroko. Berdiri pada 1949, klub yang pernah dilatih Henri Michel tersebut memenangi 11 gelar liga, dan tiga gelar Liga Champions Afrika. Raja Casablanca sendiri merupakan tim Arab pertama yang berpartisipasi di Piala Dunai Antar-Klub pada tahun 2000.

Pembentukan Raja Casablanca tak lepas dari perjuangan masyarakat kelas menengah sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajahan Prancis. Di awal pendiriannya, Raja bukanlah klub yang hanya bertujuan untuk menang. Mereka bermain terbuka dengan tujuan menghibur penonton yang hadir. Maka, jangan heran, meski merupakan klub Maroko yang mendunia, mereka hanya memenangi 11 gelar liga.

Seruan untuk berjihad ini tak lepas dari sistem pemerintahan monarki yang dianut negara tersebut. Saat ini, Maroko dipimpin oleh Raja Mohammed VI. Tiga tahun lalu, ketika Arab Spring menyebar di Timur Tengah, Maroko adalah negara yang terkena imbasnya. Namun, berbeda dengan negara lain, sang raja jatuh dari kursinya. Ia masih bisa selamat karena memilih seorang perdana menteri sebagai pemegang kekuasaan negara tersebut.

Kekesalan masyarakat Maroko pun tertumpah di stadion. Dukungan untuk berjihad sebenarnya sudah mendapat perhatian serius dari Pemerintah Maroko. Sabtu (27/9) lalu, Pemerintah Spanyol dan Maroko bekerjasama menangkap sembilan tersangka yang diduga berjihad untuk ISIS. Sementara itu, pihak berwenang di Maroko menyebut ada sekitar 2000 orang yang berjihad di Irak dan Suriah.



Sumber gambar: amazonaws.com

Komentar