Kisah Langka tentang Korea Utara dan Sepakbolanya

Football Culture

by redaksi

Kisah Langka tentang Korea Utara dan Sepakbolanya

Beberapa jam lagi Indonesia akan menghadapi Korea Utara di babak 16 Besar ajang Asian Games 2014. Tidak banyak informasi yang bisa digali mengenai Korea Utara. Jangankan sepakbola, aspek-aspek yang lebih umum seperti kehidupan ekonomi dan aktivitas sehari-hari pun sulit didapatkan. Sistem politik totaliter Korea Utara membuat negara itu demikian tertutup dan sulit untuk diakses.

Untuk alasan itulah, barangkali, langkah Thailand untuk ngotot saat menghadapi Indonesia di babak grup menjadi masuk akal. Cina atau Korea Utara mungkin sama saja mutunya, tapi Cina lebih mudah, setidaknya lebih mudah melakukan pemetaan kualitas dan kelemahan tim dan pemain-pemainnya. Kendati juga sama-sama berhaluan (resminya) komunis, Cina jauh lebih terbuka ketimbang Korea Utara.

Untuk alasan itu pula maka film berjudul "The Game of Their Lives" menjadi sesuatu yang langka dan karenanya menjadi menarik. Dokumenter produksi BBC tahun 2002 itu menampilkan wajah Korea Utara yang tertutup dengan cara yang luar biasa: dibuat, disusun dan diisi oleh gambar, footage dan liputan langsung di Korea Utara sendiri.



Film ini memang berkisah tentang masa lalu sepakbola Korea Utara, yaitu ketika mereka tampil di Piala Dunia 1966 dan menampilkan permainan yang mengejutkan. Mereka bukan hanya menjadi tim Asia pertama dalam sejarah yang bisa melangkah ke babak kedua di ajang Piala Dunia, tapi juga memberikan suguhan luar biasa mendebarkan saat unggul cepat 3-0 atas Portugal di babak perempatfinal. Portugal yang diperkuat salah satu pemain terbaik dunia, Eusobio, dibuat terlongong-longong oleh timnas Korea Utara ini.

Kendati akhirnya mereka kalah 3-5 dari Portugal, lewat empat gol Eusobio, performa mereka itu membuat Korea Utara abadi dalam sejarah Piala Dunia. Penampilan mereka dianggap mengejutkan dan sampai disebut sebagai "The Greatest Shock in World Cup History".

Film "The Game of Their Lives" mencoba merekonstruksi fragmen luar biasa itu. Tapi tidak sepenuhnya melulu berisi gambar dan footage lama dari tahun 1966, tapi juga dipenuhi oleh gambar-gambar masa kini (saat diproduksi tahun 2002) dan karenanya film itu punya tempat tersendiri karena bisa mendokumentasikan kehidupan masyarakat Korea Utara kontemporer.

Salah satu warna kontemporer dari film ini adalah interview dengan beberapa pemain yang menjadi anggota skuat di Piala Dunia 1966 yang saat itu masih hidup, Salah satunya, Rim Jung Son. Melalui kesaksian dia itulah menjadi jelas betapa pentingnya peran Kim Il Sung, pemimpin Korea Utara saat itu, di balik performa Korea Utara di Piala Dunia 1966 yang berlangsung di Inggris itu.

Film yang diproduseri, disutradarai sekaligus naskahnya ditulis oleh satu orang, yaitu Daniel Gordon, ini hadir dalam cita rasa yang relatif netral dan tidak tendensius. Alih-alih memanfaatkan momentum diizinkan masuk ke Korea Utara untuk mengumpulkan fakta-fakta buruk, Gordon mencoba memberikan simpatinya secara wajar.

Mereka tidak memanfaatkan peluang untuk mendiskreditkan Korea Utara sebagaimana sering dilakukan oleh media-media Barat. Padahal peluang itu terbuka saja, apalagi Gordon harus menunggu selama empat tahun untuk mendapatkan izin masuk ke Korea Utara dan izin untuk mengambil gambar dan membuat film.

Seperti sebuah dokumenter pada umumnya, film "The Game of Their Lives" mencoba menghadirkan narasi sejujur mungkin.

Film dibuka oleh petikan gambar yang menghadirkan momen ketika mereka membobol gawang Italia sekaligus meraih kemenangan. Ini momen emosional karena dengan itulah mereka bisa memenuhi tugas ideologis dari Kim Il Sung untuk memenangkan setidaknya satu pertandingan.

The Game of Their Lives adalah karya yang penting untuk ditonton bukan cuma oleh para penyuka sepakbola, tapi juga bagi siapa pun yang penasaran dengan kehidupan di Korea Utara yang penuh misterius.

Ulasan lebih lengkap tentang film ini bisa dibaca DI SINI.

===============
Keterangan Film

Judul: The Game of Their Lives
Produser: Daniel Gordon
Produser Eksekutif: John Battsek, Richard Klein
Produser Pendamping: Nicholas Bonner.
Penulis Skenario: Daniel Gordon
Narator: Daniel Gordon
Sutradara: Daniel Gordon
Durasi: 80 Menit
Tahun Rilis: 2002

Komentar