Felix Magath, Manajer dengan Segudang Kisah Negatif

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Felix Magath, Manajer dengan Segudang Kisah Negatif

Felix Magath akhirnya dipaksa lengser dari kursi kepelatihan Fulham. Satu poin dari delapan laga yang telah dijalani Fulham di divisi Champioship menjadi penyebab utama mantan pelatih Bayern Munich itu tak lagi dipercaya oleh para petinggi Fulham, khususnya pemilik klub, Shahid Khan.

Pemecatan ini disyukuri mantan kapten Fulham, Danny Murphy. Menurutnya, mempekerjakan Magath sebagai pelatih kepala adalah sebuah kesalahan besar.

"Sangat menyedihkan melihat Fulham saat ini dipenuhi dengan masalah," ujar Murphy seperti dikutip The Guardian. "Adalah kesalahan besar mempertahankannya (Magath) ketika mereka terdegradasi. Beberapa pemain yang berbicara pada saya putus asa dan ingin meninggalkan klub karena ulahnya."

Mungkin apa yang dikatakan Murphy ini ada kaitannya dengan bagaimana cara Magath melatih tim. Magath memang dikenal memiliki metode latihan keras yang cenderung kejam, yang tentunya membuat para pemain menjadi tak nyaman berada di tim.

Beberapa cerita terungkap tentang bagaimana Magath yang ketika di Jerman dijuluki ‘sang penyiksa’ ini memperlakukan para pemain Fulham dengan kejam. Harian The Guardian menuliskan, Magath sering memanggil pemain ke kantornya, hanya untuk dipelototi (tanpa berbicara sepatah kata pun) selama dua-tiga menit.

Pada musim ini, dua orang pemain muda Fulham mendapat hukuman potongan gaji yang cukup besar karena terlambat datang latihan. Kejadian ini sampai membuat kapten Fulham saat ini, Scott Parker, turun tangan untuk memberi keringanan pada dua juniornya itu. Parker menilai, terlalu kejam jika Magath memotong gaji mereka yang besarnya tak seberapa.

Tapi Magath tak bergeming dan tetap pada keputusannya serta berkata, "Mereka perlu diberi pelajaran". Hingga pada akhirnya, Parker sebagai kapten mengganti biaya hukuman yang diberikan kepada dua juniornya itu.

Kekejaman Magath semakin menyeruak ketika Brade Hangeland, kapten Fulham musim lalu yang kini membela Crystal Palace, menceritakan pada media bahwa ia pernah mendapat perawatan buruk ketika cedera. Alih-alih disembuhkan, Hangeland terus dipaksa bermain meski cedera menimpanya.

Ketika itu, Hangeland didiagnosa menderita cedera lutut oleh dokter tim, Stephen Lewis. Lewis yang sudah lebih dari 10 tahun menjadi dokter olahraga itu menyarankan agar Hangeland mendapatkan perawatan khusus agar cederanya bisa segera pulih.

Namun saran Lewis ditolak Magath. Magath memiliki metode sendiri untuk menyembuhkan cedera Hangeland, yaitu dengan menggunakan keju. Menurut pelatih yang mempersembahkan dua titel Bundesliga untuk Bayern Munich itu, keju memiliiki efek menenangkan. Hangeland pun disuruh berbaring, lalu lututnya dilumuri keju cair sambil dipijat. Dan hasilnya, tak sesuai dengan yang diharapkan semua orang.

Atas kejadian ini, Lewis memilih mundur menjadi tim medis Fulham dan bergabung ke Brighton & Hove Albion. Dan Hangeland, karena cederanya dikhawatirkan kambuh, ia diputus kontrak pada akhir musim dengan cara yang unik.

Sebenarnya, bukan kali ini saja Magath meninggalkan citra buruk setelah tak lagi menangani klubnya. Bahkan bisa dibilang, Magath memang selalu meninggalkan cerita negatif di setiap klub yang pernah ia tangani.

Jefferson Farfan, mantan anak asuhnya di Schalke 04 pernah mengatakan, "Setiap manajer yang menangani tim ini selalu memberikan sesuatu terhadap tim. Satu-satunya manajer yang tak meninggalkan hal positif hanyalah Magath. Yang kami ingat tentangnya hanyalah denda."

Meskipun begitu, Magath tetap percaya bahwa metode yang dimilikinya ini tak salah. Dan ia masih akan menggunakan metode ini di klub mana pun ia singgah berikutnya. "Saya masih memercayai bahwa apa yang saya lakukan bisa membantu tim. Saya yakin akan hal itu," ujar Magath seperti yang dikutip Sky Sports.

Magath sendiri mengatakan bahwa ia masih memiliki hasrat untuk melatih klub Ingggris. Yah, kita nantikan saja. Kira-kira klub Inggris mana yang akan menjadi korban Magath berikutnya.

foto: wikipedia.org

Komentar