Adolf Hitler dan Persaingan Dortmund versus Schalke

Cerita

by Aqwam Fiazmi Hanifan

Aqwam Fiazmi Hanifan

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Adolf Hitler dan Persaingan Dortmund versus Schalke

Saking dekatnya dengan kaum buruh, Sindhunata pernah menyebut Schalke sebagai klub paling sosialis di muka bumi ini. Karenanya wajar saja jika Adolf Hitler pernah tertarik untuk menjadi penggemar setianya.

Berkat Hitler pula Schalke mengalami masa kejayaan yang tak pernah terulang. Pada masa 11 tahun Hitler berkuasa, Schalke meraih 22 piala dan 8 runner-up dari berbagai macam kompetisi. Apa yang didapat Schalke pun tak lepas dari bantuan Hitler yang memang ingin menghambat prestasi Bayern Munich yang kala itu memang selalu identik sebagai klub milik orang Yahudi.

Sikap berbeda dilakukan oleh Dortmund. Kendati lahir dan besar dilingkungan kelas pekerja, Dortmund tampaknya tak tertarik dengan ideologi Nazisme yang Hitler agungkan. Saat rezim Hitler berkuasa, tim Dortmund jadi salah satu basis anti-nazisme. Sang pemilik menolak untuk bergabung dengan partai NSDAP.  Imbasnya di akhir perang dunia II, dia dan pengikutnya dieksekusi oleh Nazi.

Schalke dan Dortmund adalah romantikan klub sosialis di Jerman sana. Dua klub ini lahir dan dibesarkan oleh buruh tambang, yang kebetulan di daerah Ruhr memang kaya akan hasil bumi.  Kendati sama-sama sebagai klub buruh yang memiliki kesamaan secara historis dan kelas sosial para pendukungnya, Schalke dan Dortmund nyatanya tak pernah bisa akur. Dan Adolf Hitler inilah yang kadang jadi pemicu perseteruan itu.

Seringkali fans Dortmund meledak Schalke sebagai klub yang fasis-fasis. Yel-yel pembunuh dan pelaku Holocaust sering dinyanyikan pendukung Dortmund saat mereka bersua dengan Schalke. Tentu saja sindiran yang dilakukan fans Dortmund itu tak beralasan, mengingat Usai perang dunia II, kedua tim sepakat ideologi Nazi harus diberangus habis hingga pada akhirnya ideologi sosialisme demokratik diadopsi teguh oleh dua tim buruh ini.

Revierderby adalah derby paling sengit di Jerman. Sebuah derby dengan penggemar yang tergolong besar.  Meski sama-sama dari kelas sosial yang sama, nyatanya Derby ini lebih sengit ketimbang derby Hamburg kontra St Pauli yang mempertentangkan kelas sosial - borjuis vs proletar.

Bagi pendukung Dortmund, derby ini lebih penting ketimbang Derby Klassiker melawan Bayern Munich. Secara historis penyebutan  "Derby Klassiker" sebenarnya hanya dipakai bagi tim yang jadi penantang kuat hegemoni bayern. Dan kebetulan di masa-masa ini Dortmund mengemban tugas itu. PAda dekade 70-an, Der Klassiker mengacu pada persaingan Bayern kontra Moenchengladbach. Pada 80-an ganti tertuju pada persaingan Bayern dan Hamburg serta Werder Bremen.

Karena kondisi inilah Dortmund lebih mendendam kusumat pada Schalke ketimbang Bayern. Dan biasanya jika di Spanyol,  Barcelona membenci Real Madrid dengen menyeret-nyeret Jenderal Franco. Maka di Jerman, Dortmund melakukannya kepada Schalke dengan membawa-bawa Hitler.

Komentar