Ledek MU, Balotelli Kembali Mendapat Rasisme

Berita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Ledek MU, Balotelli Kembali Mendapat Rasisme

Mario Balotelli memang tak pernah lepas dari kontroversi. Tingkahnya di dalam dan luar lapangan hijau selalu mengundang perhatian khalayak sepakbola dunia. Namun yang baru saja dilakukannya ini berujung tak mengenakkan baginya.

Pemain asal Italia yang kini membela Liverpool ini mendapat rasisme atas ulahnya yang meledek Manchester United yang kalah dengan skor 5-3 oleh tim promosi, Leicester City.

">September 21, 2014

Sontak tweet-nya ini langsung menjadi perbincangan jagat Twitter. Tweet ini telah mendapatkan 150 ribu lebih retweet dalam waktu singkat. Di situlah komentar rasis yang ditujukan kepadanya terungkap. Ada sebagian orang yang kesal atas tweet-nya ini lalu mengatai Balotelli dengan sebutan ‘Monyet!’.

Atas apa yang terjadi itu, pihak kepolisian Merseyside langsung melakukan investigasi. Meskipun banyak kicau-kicauan yang bernada negatif telah dihapus oleh para pelaku, hal itu tak mengurungkan niat pihak kepolisian untuk menanggapi serius kasus ini.

Sebenarnya, pihak yang melaporkan kasus ini pada kepolisian bukan lah Balotelli, melainkan sebuah kelompok anti-diskriminasi bernama ‘Kick It Out’. “Kami menyatakan dukungan terhadap Balotelli atas pelecehan mengerikan yang dialamatkan padanya,” ujar salah satu juru bicaranya. “Kami telah melaporkan kasus ini pada True Vision - fasilitas pelaporan polisi online.”

Balotelli memang telah menjadi sasaran rasisme dalam beberapa tahun terakhir. Selain rasisme ini dilakukan oleh para pendukung lawan, rasisme pada Balotelli pun dilakukan oleh adik Silvio Berlusconi, mantan bosnya di Milan, dan beberapa kartunis media di Italia.

Mengenai rasis yang diterimanya, Balotelli pernah berbicara pada media melalui wawancaranya dengan sebuah majalah Inggris, QG. Menurutnya, rasisme di Inggris memang ada, tapi orang-orang Inggris lebih pandai bersembunyi.

“Rasisme ada di mana-mana. Mungkin di sini (Italia) atau di Spanyol lebih terbuka. Di Inggris pun ada rasisme tapi saya pikir mereka lebih pandai menyembunyikannya,” ujar Balotelli seperti yang dikutip BBC. “Jika saya berkulit putih lalu saya melakukan hal aneh atau mengganggu, mungkin saya tak akan mendapatkan masalah. Dan pasti tak akan mendapat masalah.”

Pada kesempatan itu, Balotelli pun memberikan pandangannya terhadap rasisme yang memang sering terjadi. “Kecemburuan adalah suatu hal yang mengerikan. Tapi ketika kecemburuan itu muncul pada orang yang bukan berasal dari mayoritas, lalu mereka memiliki sesuatu yang lebih, maka kecemburuan itu akan menjadi kemarahan. Karena itulah mereka melakukan rasisme.”

“Orang-orang menentang rasisme dan itu sangatlah penting. Tapi di media, ketika saya membicarakan hal ini, tiga-empat hari kemudian semuanya kembali normal. Kita perlu benar-benar kuat untuk melakukannya, melakukan gerakan dan tindakan nyata. Dan jika seperti itu, saya akan menjadi orang pertama yang akan berpartisipasi. Tapi jika itu hanya sekedar ucapan, lebih baik tak usah melakukannya,” lanjutnya.

Balotelli mungkin tak terlalu bereaksi atas kasus terbarunya ini. Tapi bisa jadi kejadian ini membuka kembali luka lama dan rasisme-rasisme di masa lalu yang dialamatkan padanya. Semoga saja kejadian ini tak membuat performanya di lapangan menjadi menurun.

Komentar