Kebun Harapan itu bernama Fernando Torres

Cerita

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Kebun Harapan itu bernama Fernando Torres

Nama Fernando Torres dalam beberapa tahun terakhir identik dengan kebun harapan. Banyak mimpi, keinginan dan harapan yang dipupuk disana.  Setiap musimnya, di tim manapun yang ia bela, penyerang asal Spanyol ini menanggung harapan setiap penggemarnya. Gemilang bersama Atletico Madrid, ia kemudian meniupkan harapan bagi para pendukung Liverpool. Harapan tersebut hilang dan kemudian berubah menjadi harapan untuk mencetak gol ketika berseragam Chelsea.

Kini, Para pendukung AC Milan pun menaruh harapan besar padanya. Dipinjam dari Chelsea, Torres diharapkan mampu membantu Rossoneri kembali pada habitat aslinya, yaitu sebagai klub merajai Eropa seperti satu dekade sebelumnya.

Torres jelas layak sangat begitu diharapkan menjadi pahlawan baru AC Milan. Tengok saja saat bersama Chelsea, semandul apa pun Torres, sekeras apa pun pendukung lawan mencemooh dan menertawakannya, nyatanya Torres bertahan lebih lama di Stamford Bridge dibanding Didier Drogba, Demba Ba, Samuel Eto’o, bahkan seorang wonderkid Romelu Lukaku. Hal tersebut jelas membuktikan bahwa Torres adalah simbol pengharapan bagi setiap tim yang ia bela.

Orang boleh menilai lamanya Torres berada di Chelsea disebabkan oleh nilai transfernya yang begitu fantastis saat dibeli dari Liverpool, 50 juta poundsterling. Namun bagaimana dengan Vicente Del Bosque yang terus mencantumkan namanya dalam skuat tim nasional Spanyol? Di mana saat Del Bosque lebih memilih Torres ketimbang Fernando Llorente untuk dibawa ke Piala Dunia Brasil. Padahal kala itu Llorente tengah on-form bersama Juventus.

Torres jelas memiliki sesuatu yang bisa ditawarkan bagi tim yang ia bela. Saat performnya bersama Chelsea terus menuai kritik, ia masih bisa mempersembahkan Piala FA, Liga Champions, dan Liga Europa dengan gol-gol penting yang berhasil ia ciptakan.

Bersama Milan Torres tentunya menjalani sebuah lembaran baru, kesempatan baru, panggung pembuktian baru. Apalagi dengan catatan di mana Andriy Shevcenko, mantan bomber Milan yang karirnya semakin meredup setelah hijrah ke Chelsea. Itu artinya, bisa jadi Chelsea-lah yang memang menjadi kuburan bagi sebagian pemain, khususnya penyerang (Kasus serupa terjadi pada Hernan Crespo).

Maka dari itu, kepindahannya ke Milan pun bisa menjadi sebuah tindakan tepat. Bukan tanpa alasan, selain saat ini Milan dilatih oleh Filippo Inzaghi, allenatore yang kala masih bermain merupakan penyerang mematikan, Milan pun merupakan tempat di mana seorang pemain senior yang bisa terus bersinar di usia tua. Sebut saja Paolo Maldini, Alessandro Nesta, Massimo Ambrossini, Gennaro Gattuso, Clarence Seedorf dan bahkan Inzaghi sekali pun, mereka terus menunjukkan tajinya meski usianya telah melewati usia 30 tahun.

Laga melawan Parma malam nanti (16/8) akan menjadi perjalanan awal bagi Torres untuk membuktikan bahwa ia masih seorang penyerang yang berguna bagi tim. Itu artinya, laga ini tak hanya akan menjadi gambaran para pendukung AC Milan yang menitipkan harapan pada Torres, tapi juga akan menjadi gambaran atas harapan Torres sendiri untuk bisa membungkam segala kritikan dan cemoohan yang dialamatkan padanya.

foto: uk.wikipedia.org

Komentar