Kegilaan-kegilaan "Si Pelir Besar" dari Atletico Madrid

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Kegilaan-kegilaan

Oleh Minke Mo a.k.a @ATM_GarisLunak

Ketika Atletico Madrid meraih gelar ganda, juara La Liga dan Piala Raja, pada 1996, Jesus Gil merayakan kemenangan itu dengan berkata pada seorang reporter: “Dengan popularitasku sekarang, aku bisa menjadi Tuhan.”

Kata-kata itu diucapkan tak lama setelah memimpin parade kemenangan di seantero kota Madrid. Dia tak naik bus selama parade, tapi menunggangi seekor kuda putih.

Mungkin karena kuda putih ini sudah pernah ditunggangi oleh “Tuhan”, maka suatu ketika Jesus Gil dengan entengnya pernah berkata: “Para pemain? Kesalahanku pernah memperlakukan mereka seperti manusia. Kuda-kuda milikku lebih pintar dari mereka.”

Itulah sekelumit kegilaan yang pernah dilakukan dan diperlihatkan oleh Gregorio Jesus Gil y Gil, Presiden Atletico Madrid selama 16 tahun (1987-2003). Selama kepemimpinannya, Atleti meraih 4 gelar penting (tiga trofi Piala Raja dan satu trofi juara La Liga). Puncak keemasannya saat Atleti meraih gelar ganda (La Liga dan Piala Raja pada 1996) ketika dilatih oleh Radomir Antic.

Tapi, sekali lagi, prestasi Atleti selama kepemimpinannya hanya sekelumit cerita saja dari daftar kegilaan yang pernah dilakukannya.

Orang mungkin sudah geleng-geleng kepala melihat kelakuan Diego Simeone saat masuk ke lapangan di laga final Liga Champions 2013/2014. Tapi kelakuan Simeone ini bukan yang paling gila di Atleti. Asistennya, Mono Burgos, lebih gila lagi. Kelakuan dan mulut Burgos sama-sama (atau bahkan lebih) edan. Serangan Simeone terhadap wasit yang memimpin laga final Liga Champions masih lebih santun ketimbang serangan Burgos pada official pertandingan yang memimpin laga Atleti vs Real Madrid pada Maret 2014 lalu.

Hanya saja, seperti sering dikatakan banyak orang, selalu ada langit di atas langit. Juga dalam kegilaan-kegilaan di langit Atleti: Jesus Gil adalah langit yang berada di atas Simeone dan Burgos.

Jesus Gil berperawakan gendut, rambut tipis, dan berlogat Spanyol kental. Mudah sekali mengasosiasikannya dengan Ricardo Diaz, mafia dari GTA Vice City. Diaz punya hobi bermewah-mewah, sebut saja memelihara hiu di kolam renang. Gil pun serupa.

Pria yang lahir di El Burgo de Osma, Soria, kota kecil di timur laut Spanyol ini merayakan gelar juara La Liga Atleti musim 95/96 dengan mandi champagne. Belum cukup, Gil juga merayakannya dengan cara parade keliling Madrid menunggangi gajah seperti yang dilaporkan jurnalis The Guardian, Sid Lowe. Benar, gajah. Meskipun ada pula versi yang menyebut tunggangan Gil adalah seekor kuda putih.

Parade keliling kota memakai gajah, di Spanyol. Sesuatu yang belum tentu terpikirkan oleh seorang Thaksin Shinawatra sekalipun.

Sebagai Presiden Atleti, Gil disukai karena ambisinya, sikap meledak-ledaknya, dan kejujurannya.

Dalam satu kesempatan ayah Gil Marin (CEO Atleti sekarang) ini pernah bilang perkara memperlakukan manajer dan pemain itu terserah padanya karena dia yang membayar mereka. Gil pernah mendoakan agar pesawat yang dinaiki para pemain menabrak lalu meledak karena mereka tampil payah melawan UD Las Palmas.
Para pemain juga pernah mendapat ancaman dibedil olehnya. Gil juga pernah bilang memperlakukan pemain sebagai manusia adalah sebuah kesalahan karena ia menilai kuda-kudanya jauh cerdas ketimbang mereka.

Mantan Presiden Inter Milan Massimo Moratti barangkali terkenal sebagai pria galak tak sabaran yang hobi memecat manajer. Dalam periode kepemimpinannya antara 1995-2013, Moratti sudah mempekerjakan 19 manajer berbeda. Tapi ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Jesus Gil. Pria gendut ini sudah mempekerjakan 39 manajer berbeda selama periode 1987-2003.

Bekerja dengan Gil jelas bukan perkara sederhana. Daftar nama yang korban pemecatan Gil bervariasi, mulai dari Big Ron Atkinson, Claudio Ranieri, sampai nama besar yang menangani Dream Team AC Milan, Arrigo Sacchi. Yang paling tak populer jelas pemecatan Radomir Antic yang membawa Atleti meraih doblete musim 95/96 dengan memenangi La Liga dan Copa del Rey. Antic tak cuma dipecat sekali, tapi tiga kali.

Tapi kasus tergila terjadi pada Alfio Basile yang cuma memegang pos manajer selama empat bulan pada 95. Basile berteriak ke Gil, “Cukup! Aku sudah muak! Kutaiin kontrakmu!” pada sebuah siaran langsung radio. Dan untuk tidak melupakan saat-saat Atleti mengarungi musim 93/94 dengan enam manajer berbeda. Terima kasih kepada Gil yang memungkinkan ini terwujud.

Cek-cok di radio bukan hal besar buat Gil. Dia juga pernah memukul Direktur SD Compostela di depan halaman markas LFP. Ada kamera televisi di sana yang menyiarkan insiden itu secara langsung. Sulit betul mengukur sampai mana batas kegilaan pria berembel-embel Jesus ini.

Di atas itu semua, kegilaan Gil yang paling dikenang terjadi pada 1992. Gil menilai akademi Atleti tak ada gunanya dan menghabiska uang. Akademi itu akhinya ditutup. Sejumlah siswa pun terpaksa pindah ke akademi lain, salah satu tujuan adalah Real Madrid. Raul Gonzales saat itu masih berumur 15 tahun saat menjadi korban dari kebijakan konyol Gil. Dan kita tahu selanjutnya Raul menjadi siapa.

Kegilaan Jesus ini bukan sekadar sikap eksentrik yang menghibur atau sekadar menjengkelkan, tapi bahkan sudah sampai level mematikan. Ya, mematikan secara harfiah.

Saat masih menjadi kontraktor, dia pernah membangun apartemen di San Rafael pada 1968. Tapi kita sedang membicarakan Jesus Gil y Gil, sehingga kompleks itu dibangun seenak perutnya sendiri: tanpa melibatkan arsitek, tanpa pengawas, dan tanpa perencanaan sebelumnya. Setahun berselang, atap restoran kompeleks itu runtuh. Sebanyak 58 orang meninggal dunia. Gil pun dihukum penjara lima tahun, tapi berkat pengampunan Jenderal Fransisco Franco ia hanya mendekam selama 18 bulan. Jesus Gil dan Jenderal Franco berteman, asal tahu saja.

Pria yang pernah bercita-cita menjadi seorang dokter hewan ini juga seorang politisi. Jesus Gil menjabat posisi Walikota Marbella 1991 – 2002. Maka jangan heran pernah ada nama Marbella terpampang di jersey Atleti. Simeone pernah memakainya.

Dan penggunaan Marbella di jerset Atleti itu sendiri merupakan sebuah skandal besar. Untuk memasang nama kota di jersey sebuah klub sepakbola tentu membutuhkan biaya. Saat itu, sebagai walikota Marbella, dia mengucurkan dana sekitar dua juta poundsterling. Jelas skandal: walikota menggunakan dana publik untuk diberikan pada klub yang dia sendiri adalah pemilik saham terbesarnya.

Jesus tidak terbukti bersalah untuk skandal ini, tapi pada 2002 dia dinyatakan bersalah untuk perbuatan yang lain dan dijatuhi hukuman penjara enam bulang serta dihukum tidak boleh lagi menduduki jabatan publik selama 28 tahun.

Tapi sebagai orang dengan profil ala Godfather macam dia, siapa yang bisa menjamin penguasa Marbella setelahnya bukanlah proxy bagi kepentingannya?

Bahasa Spanyol punya idiom yang barangkali tepat untuk menggambarkan tingkah laku Jesus Gli: “Cojones”.

Cojones adalah bentuk jamak dari cojon yang kira-kira berarti “biji pelir” (testikel). Sebagai idiom, cojones bisa diartikan sebagai “keberanian”. Cojones kerap digunakan untuk mengekspresikan perilaku yang semau gue, tingkah menuruti emosi, sehingga apa pun bisa dilakukan jika dianggapnya perlu.

Ada parafrase terkenal di kalangan orang Basque yang bisa menggambarkan arti cojones yaitu los de Bilbao nacemos donde nos dijual de los cojones. Parafrase itu kira-kira bisa diartikan begini: "Kami Bilbao pribumi dilahirkan di mana pun untuk melakukan apa yang kami inginkan".

Jesus Gil barangkali adalah sosok cojones itu, bahkan Big Cojones, Si Pelir Besar, Si Pemberani-nan-Brengsek-dan-Semau-Gue.

Jesus Gil hidup untuk menciptakan kontroversi dan kegilaan. Apa yang ia hasilkan menjengkelkan sekaligus menjadi hiburan.

Mungkin salah satu elegi terbaik yang pernah ditulis untuk Jesus Gil dating dari sebuah band indie asal Leicester, Prolapse, Mereka pernah membuat lagu berjudul “Surreal Madrid” yang sepenuhnya didedikasikan untuk Jesus Gil.

Simaklah petikan liriknya:

He never hit the crossbar,
he never hit the posts,
straight in the goal.
The Bank of Spain is cancer….
"GOAL" to Jesus Gil.
… The Bank of Spain - cancer.
Gargantuan guy that nobody liked.
Athletico must get ahead of Real (Madrid).

Pada akhir riwayatnya pada Mei 2004 lalu, 15 ribuan orang mengiringi kepergian Gil beserta segala hiburan dan kegilaan yang pernah diciptakannya.

Dikirim oleh:

Panggil saja saya Minke Mo. Menggemari buku-buku Pramoedya Ananta Toer dengan tingkat fanatisme menengah. Mengampu akun @ATM_GarisLunak

Komentar