Kemungkinan Perubahan Taktik Louis van Gaal

Taktik

by Redaksi 46

Redaksi 46

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kemungkinan Perubahan Taktik Louis van Gaal

Dalam sebuah pandangan sederhana, dua poin dari tiga pertandingan adalah hasil yang buruk. Sebuah hasil yang sulit diduga jika menengok sederet kejayaan Manchester United dalam satu dekade terakhir.

Melihat kinerja manajemen pada bursa transfer musim ini—yang bahkan meminta perpanjangan waktu pada FA, United mestinya sudah bisa merangsek ke papan atas. Pembuktian tersebut mestinya terjadi pada pertandingan pekan keempat menghadapi Queens Park Rangers.

Apa yang seharusnya dimaklumi dari sejumlah hasil buruk dalam empat pertandingan terakhir, termasuk saat dibantai 0-4 dari MK Dons, adalah Louis van Gaal tak memiliki stok pemain yang cukup. Bukan karena tak ada pemain sesuai, tapi mayoritas dari mereka tengah didera cedera.

Penggemar United pastilah ingat bagaimana permainan The Reds Devil kala masih dilatih Sir Alex Ferguson. Permainan menyerang, mengalir, dan permainan menyisir sayap mendominasi. Mentalitas itulah yang membuat penggemar United makin tahun makin banyak. Selain karena tergiur raihan prestasi, fans baru pun dimanjakan dengan permainan menekan Ryan Giggs dan kolega.

Mengubah filosofi dalam sebuah klub, mungkin sama sulitnya dengan menguba ideologi yang sebuah negara. Sulit bagi Kim Jong-Un sekalipun untuk mengubah Korea Utara menjadi sebuah negara demokrasi. Ada kepentingan mendasar yang sulit untuk digugat.

David Moyes datang dengan cara dan idenya sendiri. Ia dianggap sukses membawa Everton untuk duduk stabil sebagai pesaing The Big Four—meski Everton tak pernah bisa menyaingi The Big Four itu sendiri. Sir Alex pun tak ragu menunjuk Moyes sebagai suksesor dirinya.

Benar saja, Moyes membawa filosofi “pesaing The Big Four” tersebut ke tubuh United. Si Setan Merah pun ada di posisi yang biasa dihuni Everton—bahkan jauh lebih buruk, peringkat tujuh.

Dengan kedatangan Van Gaal di klub banyak yang optimis. Sialnya, ia mengaku akan membawa filosofinya sendiri di klub yang berdiri pada 1878 tersebut. Vidic, Ferdinand, dan Evra menjadi “korban” filosofi tersebut. The Dutchman ingin mengadopsi sebuah gaya baru di Old Trafford.

Bagaimanapun, setiap pemain yang terbiasa menggunakan pola 3-5-2 akan mesti beradaptasi jika bermain di pola empat bek. Ada perbedaan besar, dari sekadar “mikro taktik” di lini serang. Pun sebaliknya. Salah-salah, tiga bek di lini belakan malah menyediakan celah yang bisa dieksploitasi lawan.

Cedera memaksa sepuluh pemain menepi. Ini yang membuat Angel Di Maria bermain di lini tengah bersama Darren Fletcher. Sementara di lini belakang Tyler Blackett, Jonny Evans, dan Phil Jones menjadi penghalau terakhir serangan lawan.

Dari sini sudah bisa terlihat betapa rapuhnya lini belakang United. Tanpa mengecilkan peran ketiganya, toh David De Gea mesti bekerja ekstra di Stadion Turf Moor. Bukan karena tak sekokoh Vidic atau Ferdinand, tapi mereka belum sepenuhnya paham bagaimana filosofi tiga bek Van Gaal bekerja.

Burnley vs Manchester United Line Up
Starting Line Up Manchester United saat melawat ke Turf Moor.

Saat menghadapi Burnley terlihat bagaimana tiga bek United bermain begitu melebar. Celah di antara pemain tersebut lah yang sering dieksploitasi Burnley.

Selain itu, Darren Fletcher pun tak maksimal di posnya. Jika melihat kecenderungan 3-5-2 yang biasa digunakan Van Gaal, Fletcher mestinya turut mengisi pos di lini bertahan saat United diserang.

Ashley Young dipasangkan dengan Antonio Valencia di kedua sisi sebagai wingback. Hal yang sepertinya tak akan kembali terulang karena Daley Blind sudah bergabung dan Luke Shaw sudah bisa bergabung di pekan ke lima nanti.

Pertanyaan yang muncul kemudian adalah, apa yang akan dilakukan Van Gaal setelah kehadiran Falcao? Mungkinkah ia mengubah sistemnya menjadi 4-3-3?

Tidak adil memang jika membandingkan hal ini dengan skuat United yang meraih juara Liga Inggris dan Liga Champions pada 2007/2008. Saat itu, Sir Alex memasang Wayne Rooney, Carlos Tevez, dan Cristiano Ronaldo di lini serang. Ketiganya bermain fleksibel, terkadang Rooney melebar ke kanan, atau sejajar dengan Tevez sebagai ujung tombak.

Van Gaal  bukannya tak senang berkreasi. Ia adalah pecinta 4-3-3 dengan segala variasinya. Cederanya Kevin Strootman membuat sang pelatih mencoba menggunakan formasi tiga bek di timnas Belanda. Jika Strootman tak cedera, mungkin Belanda tak akan pernah menggunakan formasi tersebut.

Tiga bek United saat ini terbilang masih hijau—jika dibandingan Vidic atau Ferdinand. Maka dua bek saja sepertinya sudah cukup. Menduetkan Jonny Evans dengan Marcos Rojo adalah pilihan yang paling mungkin. Tinggal berharap agar Evans tak terlalu banyak melakukan blunder nantinya.

Jadi, akankah Falcao menjadi the next Strootman yang mampu mengubah pilihan formasi Van Gaal?

Sumber gambar: manutd.com

Komentar