Siapa Lagi Pemain yang Manchester United Butuhkan?

Taktik

by Dex Glenniza

Dex Glenniza

Your personal football analyst. Contributor at Pandit Football Indonesia, head of content at Box2Box Football, podcaster at Footballieur, writer at Tirto.ID, MSc sport science, BSc architecture, licensed football coach... Who cares anyway! @dexglenniza

Siapa Lagi Pemain yang Manchester United Butuhkan?

Sudah 15 bulan berlalu sejak Manchester United memenangkan gelar ke-20 Liga Premier sepanjang sejarah mereka.

Memang United masih merupakan klub yang tersukses secara komersial di dunia. Mereka memiliki salah satu stadion terbesar di Liga Premier. Tetapi nyatanya kesuksesan sebuah klub bukanlah dinilai dari sejarah dan uang yang mereka dapatkan, melainkan dibangun dengan pondasi permainan mereka di atas lapangan. Sesuatu yang telah hilang dari United selama musim lalu.

Menyambut musim yang baru bergulir ini, salah satu legenda United akhirnya angkat bicara dan curhat.

Paul Scholes mengakui bahwa ia “takut” dengan masa depan Manchester United sambil menegaskan United butuh lima pemain baru lagi untuk menghindari hal yang lebih buruk terjadi.

Legenda Old Trafford itu mengungkapkan bagaimana ia mendesak klub untuk membeli Francesc Fabregas dari Barcelona (yang sekarang bermain di Chelsea) dan Toni Kroos dari Bayern Munich (sekarang di Real Madrid) pada musim lalu. Namun, akhirnya United tidak mendapatkan bahkan salah satu saja dari mereka.

Ia mengaku ia takut klub telah jatuh ke tingkat yang menempatkan mereka di bawah Manchester City, Chelsea, Arsenal, dan Liverpool di Liga Premier.

Scholes mengatakan, “Saya mengkhawatirkan United. Saya benar-benar takut mereka jatuh dengan cara yang sama yang Liverpool lakukan pada tahun 1990-an.”

“Apa yang mereka butuhkan? Lima pemain. Bukan lima pemain potensial, tetapi lima pemain berpengalaman. Lima pemain yang tepat yang bisa membalikkan situasi.”

Jika kita harus menuruti kemauan Scholes ini, rasanya lima pemain memang terlalu banyak. Tapi Scholes, yang menulis di Independent.co.uk, memilih lima pemain tersebut: Mats Hummels, Raphael Varane, Sami Khedira, Xabi Alonso, dan Angel di Maria.

Melihat lima nama mentereng di atas, tentunya kita menyeritkan dahi. Apa United punya uang sebanyak itu? Apa Xabi Alonso mau bermain untuk United dan mengkhianati hatinya yang di Liverpool? Dan banyak pertanyaan lainnya. Tapi Scholes tentu punya alasan-alasannya sendiri.

Lini Belakang

Dari belakang, United telah mendapatkan Marcos Rojo. Melihat kualitasnya, Rojo bisa bermain sebagai bek tengah kiri maupun wing-back kiri. Tapi United memang butuh satu sosok pemimpin di belakang.

Phil Jones mungkin memiliki spesifikasi ini, tapi ia belum benar-benar matang untuk menjadi seorang pemimpin.

Pada sistem 3-5-2, Jones dan Chris Smalling tidak pernah terlihat benar-benar solid. Pada pertandingan melawan Swansea misalnya, bek-bek United benar-benar terekspos oleh permainan fisik dari Wilfried Bony.

Sementara Tyler Blackett sudah dalam jalur yang benar untuk menjadi bek kelas atas bersama United. Tapi, lagi-lagi patut diakui bahwa United butuh bek tengah berpengalaman, seorang sosok pemimpin seperti Nemanja Vidic atau Rio Ferdinand. Maka dari itu Hummels adalah pemain yang pas.

Jika mengincar Hummels menjadi sesuatu hal yang sangat sulit bagi United, sebenarnya United bisa mendapatkan alternatif pemain berspesifikasi mirip yang lebih murah. Ia adalah Ron Vlaar.

Kapten Aston Villa ini telah menjadi sosok pemimpin di klubnya dan juga yang paling penting, ia menjadi komando utama tiga bek tengah di tim nasional Belanda besutan van Gaal selama Piala Dunia 2014. Van Gaal bisa saja beralih kepada alternatif terdekat ini.

Bek tengah pemimpin lainnya yang bisa United incar mungkin juga tidak jauh dari pemain akademi United di masa lalu, ia adalah kapten Stoke City, Ryan Shawcross. Tapi untuk menjaga kualitas United, Shawcross adalah alternatif paling terakhir jika Hummels atau Vlaar gagal didatangkan.

Target: Mats Hummels atau Ron Vlaar

Hummels-Vlaar

Perbandingan statistik Hummels dan Vlaar sepanjang musim 2013-2014

Komentar