Belajar dari Transfer James Rodriguez ke Real Madrid

Cerita

by redaksi

Belajar dari Transfer James Rodriguez ke Real Madrid

Real Madrid kembali mendatangkan pemain bintang, kali ini giliran top skor Piala Dunia 2014, James Rodriguez yang menjadi anggota baru Real Madrid. Dikabarkan, Real Madrid harus merogoh kocek hingga £60 juta untuk mendatangkan James dari Monaco. Pemain Kolombia ini melengkapi deretan pemain dengan harga selangit yang berada di skuat Real Madrid, dengan menjadi pemain ketiga termahal setelah Gareth Bale dan Cristiano Ronaldo.

Memang bukan cerita baru jika Real Madrid gemar membeli pemain-pemain dengan harga selangit. Di tahun 2001 Real Madrid sudah memboyong Zinedine Zidane dari Juventus dengan harga £45,6 juta, angka ini merupakan transfer termahal ketika itu. Kemudian di tahun 2009 mereka mendatangkan Kaka dan Cristiano Ronaldo dengan harga £56 juta dan £80 juta, lagi-lagi angka transfer ronaldo memecahkan rekor biaya transfer termahal.

Tidak berhenti sampai situ, pada tahun 2013 Real Madrid kembali memecahkan rekor transfer dengan mendatangkan bintang muda Wales, Gareth Bale. Bale didatangkan dari Tottenham Hotspurs dengan biaya £86 juta. Dan di tahun 2014 ini, James Rodriguez menjadi catatan transfer dengan harga tinggi berikutnya yang dilakukan oleh Real Madrid.

Dari sini kemudian banyak pihak yang bertanya, mengapa Real Madrid begitu senang menggelontorkan dana besar untuk membeli pemain-pemain mahal? Padahal belum tentu pemain-pemain tersebut mampu mendatangkan trofi bagi Real Madrid. Buktinya hingga kini mereka masih belum bisa lepas dari bayang-bayang pesaing terbesar mereka, Barcelona. Tidakkah Real Madrid melihat resiko yang besar ini ketika mengeluarkan uang dalam jumla tersebut?

Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya sangat sederhana, sebenarnya apa yang dilakukan Real Madrid tidak memiliki resiko finansial yang besar. Saat ini Real Madrid bukan sedang mengeluarkan uang dalam jumlah besar, melainkan mereka sedang menunggu datangnya keuntungan yang jauh lebih besar dalam waktu dekat ini.

Majalah Forbes masih menempatkan Real Madrid sebagai tim dengan profit paling besar hingga tahu 2013 lalu. Catatan Football Money League 2014 yang dikeluarkan Delloitte juga masih menempatkan Real Madrid di peringkat satu di atas Barcelona dan Bayern Munchen. Salah satu penyebab kokohnya Real Madrid sebagai klub paling besar meraih keuntungan adalah kebijakan mereka dalam mendatangkan pemain-pemain bintang ini.

Dalam sebuah wawancara di tahun 2009, Florentino Perez mengatakan, “keuntungan yang kami dapat sejak kedatangan Beckham di tahun 2003 meningkat dari £5,5 juta per tahun menjadi £35 juta per tahun. Pemain-pemain yang kami datangkan memberikan keuntungan komersial.”

Catatan dari hasil penjualan baju 2 pemain termahal yang didatangkan Real Madrid saat ini pun sangat luar biasa. Biaya transfer selangit yang dikeluarkan Real Madrid untuk mendatangkan Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale langsung kembali dalam waktu singkat hanya dengan melakukan penjualan baju kedua pemain ini.

Biaya £80 juta yang dikeluarkan Real Madrid untuk mendatangkan Ronaldo kembali hanya dalam waktu 7 bulan. Sedangkan dalam pembelian Bale seharga £86 juta, Real Madrid berhasil balik modal hanya dalam waktu 1 tahun. Catatan ini bahkan belum memasukan keuntungan lain diluar penjualan baju seperti iklan, sponsor, dan prestasi yang dipersembahkan sang pemain untuk Real Madrid.

James Rodriguez juga sudah menunjukan tanda-tanda yang serupa. Penjualan baju Real Madrid dengan nama James bernomor punggung 10 laris manis. Tercatat hanya berselang satu jam setelah sang bintang diumumkan resmi berseragam Real Madrid, 900 baju langsung terjual. Dengan kata lain dalam satu menit baju James Rodriguez terjual 15 buah. Berselang 2 hari, dikabarkan baju James Rodriguez sudah terjual sebanyak 345 ribu buah.

Maka bisa kita bayangkan secepat apa Real Madrid dapat mengambil keuntungan dari pembelian James Rodriguez ini. Bahkan mungkin Madrid dapat balik modal dalam waktu lebih cepat dari pembelian Ronaldo dan Bale.

Belajar Dari Real Madrid

Sebenarnya bukan hanya Real Madrid, banyak klub-klub Eropa yang sudah menunjukan bagaimana seharusnya sebuah klub sepakbola dikelola. Sepakbola memang sudah menjadi daya tarik yang dapat mendatangkan keuntungan yang sangat besar jika dikelola dengan sangat baik. Besarnya jumlah orang yang tergila-gila dengan olahraga ini membuat banyak pihak yang ingin menanamkan modalnya di sepakbola.

Begitu juga dengan sepakbola di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki penggemar sepakbola terbanyak. Setidaknya setiap pertandingan Liga Super Indonesia hampir selalu bisa mendatangkan minimal 10 ribu penonton ke stadion. Rating televisi pada setiap pertandingan Liga Super Indonesia pun selalu tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sepakbola Indonesia seharusnya bisa mendatangkan keuntungan dari sisi finansial jika dikelola dengan benar.

Klub-klub di Indonesia bisa mencontoh klub-klub Eropa dalam menjalankan bisnis klub sepakbolanya. Bukan berarti saya menyarankan agar klub Indonesia membeli pemain-pemain bintang dunia dengan harga selangit. Namun setidaknya klub di Indonesia bisa mencontoh bagaiman klub-klub dunia menjual merchandise, mencari sponsor, dan menjual tiket pertandingan.

Jika ketiga sektor ini dikelola dengan benar, seharusnya tidak ada lagi cerita pemain terlambat digaji karena klub kekurangan biaya. Karena melihat fanatisme yang ditunjukan para suporter setiap klub di Liga Indonesia, menjadi hal yang sangat konyol ketika klub tidak bisa menghasilkan uang.

(abi)

Komentar