Presiden dan Sepakbola Indonesia (2): Kegigihan Sukarno dan Mimpi Macan Asia

Klasik

by redaksi

Presiden dan Sepakbola Indonesia (2): Kegigihan Sukarno dan Mimpi Macan Asia

Meski baru 17 tahun diproklamirkan sebagai negara merdeka, Indonesia telah berhasil menyelenggarakan Asian Games ke IV pada 1962. Di cabang olahraga sepakbola, Indonesia menjadi tim yang disegani di Asia.

Pada 1956, tim sepakbola Indonesia memastikan diri tampil di Olimpiade Melbourne. Di ajang ini, lawan-lawan kuat seperti Jerman Timur dan Uni Soviet turut berlaga. Malang bagi Indonesia, karena di babak perempat final mereka mesti bertemu Uni Soviet.

Menurut kabar saat itu, Presiden Sukarno kerap memberikan semangat bagi para pemain untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Hasilnya, Indonesia berhasil menahan imbang Uni Soviet tanpa gol.

Saat itu, belum jamak babak tambahan maupun adu tendangan penalti. Sehingga, pertandingan mesti diulang. Dalam partai ulangan ini, Indonesia kalah 0-4. Tapi keberhasilan menahan Uni Soviet merupakan prestasi yang dianggap luar biasa karena saat itu, Uni Soviet merupakan salah satu tim kuat di dunia.

Sukarno pun berperan penting bagi perjalanan timnas Indonesia untuk melakoni pertandingan internasional.

Pada 1958 Indonesia bermain di babak kualifikasi Piala Dunia. Hasil baik terjadi setelah Indonesia berhasil mengalahkan China pada babak pertama. Di Jakarta, Indonesia menang 2-0, sedangkan di Beijing, mereka kalah 3-4. Karena memiliki poin yang sama, kedua tim pun bermain di tempat netral yakni di Rangoon, Myanmar. Indonesia menahan seri China tanpa gol. Dengan hasil ini, Indonesia berhasil melaju ke babak selanjutnya.

Di babak kedua, Indonesia bergabung bersama Israel, Sudan, dan Mesir. Namun, Indonesia menolak bertanding saat berhadapan dengan Israel karena alasan politis. Pun dengan Mesir yang menolak bertanding. Akhirnya, Israel lolos dengan mudah karena semua lawan yang ia hadapi menolak bertanding. Israel lolos ke babak play off dan bertanding dengan wakil Eropa, Wales.

Di masa Presiden Sukarno, prestasi sepabola Indonesia melesat tajam dan sulit tertandingi saat ini. Pada Asian Games 1958, Indonesia berhasil merebut medali perunggu setelah mengandaskan India di perebutan peringkat ketiga.

Indonesia merajai grup B setelah menang atas India dan Myanmar. Di babak perempat final, Indonesia membantai Fillipina 5-2. Sayang, di semifinal mereka mesti menghadapi Tiongkok yang menjadi juara pada ajang tersebut. Indonesia pun kalah 0-1.

Masih di bawah kepemimpinan Sukarno, Indonesia berhasil merebut medali perak pada ajang Asian Games 1966. Selain itu, Indonesia berhasil memenangi sejumlah kompetisi internasional seperti Turnamen Merdeka 1961, 1962, Piala Emas Agha Khan 1966. Indonesia juga menempatkan empat pemainnya di Asian All-Star pada 1967-1968.

Di masa ini, Indonesia begitu disegani di Asia. Beda dengan saat ini. Untuk menjuarai turnamen AFF pun sulitnya minta ampun. Dulu, kita bicara Uni Soviet atau Tiongkok. Kini, untuk menghadapi Malaysia saja kita kelimpungan.

Motivasi yang diberikan Presiden Sukarno pada saat itu benar-benar membuat hati dan semangat pemain tergugah. Mereka hanya berbekal semangat ketika bermain, karena pada masa itu, belum jamak bonus besar maupun gaji yang cukup untuk seorang pesepakbola.

Para pemain saat itu, dengan tulus mengabdikan dirinya ditambah dengan motivasi tinggi dari Presiden Sukarno membuat Indonesia disegani di Asia.

Baca juga cerita lainnya: Presiden dan Sepakbola

Sumber gambar: Indonesiarayanews.com

[fva]

Komentar