Presiden dan Sepakbola Indonesia (1): Membangun Kejayaan Lewat Sebuah Stadion

Klasik

by redaksi Pilihan

Presiden dan Sepakbola Indonesia (1): Membangun Kejayaan Lewat Sebuah Stadion

Presiden pertama Indonesia, Sukarno, memberikan warisan terbesar bagi timnas Indonesia hingga saat ini. Warisan tersebut adalah stadion megah berkapasitas 80 ribu penonton bernama Stadion Gelora Bung Karno (GBK). Stadion ini pernah menyandang sebagai stadion terbesar di Asia pada masa itu.

GBK menjadi kandang timnas Indonesia untuk melakoni laga internasional. Di sini pula menjadi tempat eksebisi tim-tim Eropa yang akan beruji tanding di Indonesia. Selain pertandingan, stadion GBK juga menjadi markas organisasi sepakbola Indonesia, PSSI.

GBK merupakan mimpi Sukarno sebagai bentuk pembangunan bangsa. Sebagai negara yang baru merdeka, Indonesia membutuhkan sesuatu yang besar, yang dapat mengangkat martabat negeri ini di mata dunia.

Untuk mewujudkan hal tersebut, Sukarno berhasrat membangun stadion berbentuk oval dengan semua tribun saling terhubung. Bentuk stadion ini mirip Stadion Maracana namun memiliki atap yang saling bertemu. Di masa itu, konstruksi atap temu gelang adalah hal yang sulit untuk dilakukan.

Pembangunan sudah mulai dilakukan pada pertengahan 1958. Peletakan batu pertama oleh Soekarno baru dilakukan pada Februari 1960. Selama dua tahun, GBK pun rampung dan siap digunakan untuk Asian Games IV pada 1962.

Membuat stadion megah tentu membutuhkan dana yang tidak sedikit. Setidaknya dana sebesar 12 juta dollar mesti disiapkan. Kedekatan Sukarno dengan negara-negara komunis seperti Uni Soviet, nyatanya berbuah manis. Ia mendapatkan kredit lunak untuk pembangunan GBK.

Awalnya, stadion ini mampu menampung 100 ribu penonton dan masih merupakan yang terbesar di Indonesia. Kini, kapasitas stadion berkurang karena penempatan kursi di beberapa sektor, serta dikurangi karena alasan keamanan.

Di masa Sukarno, stadion ini juga kerap dijadikan sebagai tempat untuk berorasi Sang Proklamator.

Selepas dipaksa turun sebagai presiden, GBK pun berubah nasib. Di masa Orde Baru, stadion ini sempat berganti nama menjadi Stadion Utama Senayan. Banyak yang menganggap ini dalam rangka de-soekarnoisasi agar pengaruh Soekarno tidak terlalu besar di masa tersebut.

Ketika reformasi bergulir, pemerintah akhirnya mengembalikan nama Stadion Utama Senayan menjadi Stadion Utama Gelora Bung Karno. GBK menjadi saksi kala timnas Indonesia berhasil meraih medali emas Sea Games 1987. Ini merupakan prestasi pertama yang bisa diraih timnas Indonesia di level internasional.

Stadion ini merupakan bentuk dukungan Sukarno untuk memajukan sepakbola Indonesia. Ia dengan sadar mengetahui bahwa sepakbola mampu untuk menyatukan warga Indonesia dari Sabang hingga Merauke. Meski kini telah tiada, tapi gelora semangat Sukarno terepresentasikan lewat sebuah stadion megah yang dinamai persis seperti nama dirinya: Stadion Gelora Bung Karno.



Baca juga cerita lainnya: Presiden dan Sepakbola



Sumber gambar: Wikipedia.co.id

[fva]

Komentar