Gagal di Piala Dunia, Presiden Ghana Pecat Menpora

Berita

by redaksi

Gagal di Piala Dunia, Presiden Ghana Pecat Menpora

Beberapa hari lalu, tim nasional Ghana harus tersingkir dari Piala Dunia setelah kalah oleh Portugal dengan skor 2-1. Kekalahan tersebut membuat Ghana harus berada di dasar klasemen grup G Piala Dunia 2014 yang membuatnya gagal lolos ke babak 16 besar.

Kegagalan meraih prestasi yang lebih baik ini mengakibatkan pejabat Menteri Pemuda dan Olahraga Ghana beserta wakilnya dialih-tugaskan. Presiden Ghana,  John Dramani Mahama menyebutkan bahwa Menpora Elvis Afriyie-Ankrah akan difokuskan untuk menteri pemuda. Sementara Wakil Menpora, Joseph Yammin, dimutasi menjadi wakil menteri di Provinsi Ashanti.

Penurunan jabatan ini merupakan buah kekecewaan Mahama terhadap melempemnya performa skuat Ghana pada Piala Dunia 2014. Karena Mahama memiliki harapan tinggi pada skuat Ghana yang diperkuat pemain-pemain berkelas seperti Michael Essien, Sulley Muntari, Asamoah Gyan, Kwadwo Asamoah dan Kevin-Prince Boateng yang menjadi bintang Ghana pada Piala Dunia 2010.

Prestasi itu jelas sangat tak diharapkan sang presiden Mahama dan tentunya publik Ghana. Harusnya Ghana bisa berprestasi lebih baik setelah pada gelaran Piala Dunia 2010 Ghana berhasil melangkah hingga babak perempat final. Namun kenyataannya, dengan skuat yang lebih baik Ghana malah harus tersingkir sejak fase grup.

Di samping itu, Mahama juga kecewa pada sepakbola Ghana yang lebih banyak mendapatan sorotan di luar lapangan ketimbang prestasinya di lapangan. Pertengahan Juni lalu, harian Inggris Telegraph memberitakan ketua Asosiasi Sepakbola Ghana (GFA), Kwesi Nyatakyi menyutujui kontrak pengaturan skor pertandingan.

Beberapa hari kemudian, para pemain mogok latihan karena meminta bonus sebesar 3 juta dolar AS segera diberikan kepada para pemain. Hal ini membuat Mahama harus turun tangan dan dengan segera mengirimkan uang ke Brasil dalam waktu singkat.

Kondisi tim nasional Ghana itu pun benar-benar membuat Kwesi Appiah tak nyaman. Appiah sempat menyatakan ketidakharmonisan yang terjadi di tubuh skuat Ghana dalam konferensi pers menjelang pertandingan melawan Portugal. Apalagi setelah kasus pemogokan karena bonus itu terjadi.

Dan ternyata benar saja, beberapa jam sebelum pertandingan antara Ghana melawan Portugal dimulai, pihak asosiasi sepakbola Ghana memecat dua pemainnya, Kevin Prince Boateng dan Sulley Muntari. Pihak Asosiasi menyebutkan bahwa Muntari telah menyerang salah seorang anggota staf tim sedangkan Boateng dikabarkan menghina pelatih Ghana, Kwesi Appiah.

Berdasarkan hal-hal negatif itulah presiden Ghana, Mahama perlu melakukan perombakan dalam kepengurusan di bidang olahraga, salah satu caranya adalah mengganti Menpora-nya. Atau mungkin jika ketua GFA, Kwesi Nyatakyi, terbukti melakukan pengaturan skor, Mahama pun tak segan untuk mencabut Nyatakyi dari jabatannya.

Apa yang dilakukan presiden Ghana tersebut sepertinya sangat mustahil di Indonesia. Presiden kita bisa dibilang terlalu toleran karena terlalu sering memberikan kesempatan pada pejabat-pejabat sepakbola meski hasilnya tetap nihil. Mereka terlalu sering berdalih dengan alasan ‘mendapatkan pengalaman/pelajaran’ hingga pada akhirnya kegagalan demi kegagalan pun seolah bukan hal yang aneh lagi.

Untuk melakukan suatu perubahan tentunya bisa dilakukan dengan cara mengganti pihak-pihak yang paling berwenang. Hanya saja, apakah penggantinya tersebut benar-benar kompeten dan sesuai dengan kapabilitasnya?

foto: allsport.com.gh

[ar]

Komentar