Memotivasi Pemain Sepakbola Lewat Buku

Cerita

by redaksi

Memotivasi Pemain Sepakbola Lewat Buku

Buku adalah jendela dunia yang tanpa batas, dan membaca adalah kuncinya. Memiliki jendela yang banyak, tak akan berarti jika tidak punya kuncinya. Seseorang akan mengalami kesulitan menulis jika ia tidak bisa membaca. Pun di sepakbola. Buku menjadi media untuk bertukar pikiran dan pengalaman.

Pelatih Manchester United, Sir Alex Ferguson, menerbitkan otobiografinya pada 2013. Buku ini kemudian menjadi inspirasi bagi banyak orang. Tidak terkecuali pelatih timnas Perancis, Didier Deschamps.

Deschamps membagi-bagikan buku otobiografi tersebut untuk memotivasi anak buahnya jelang pertandingan menghadapi Nigeria. Ia juga memberikan buku karangan Phil Jackson yang berjudul “Eleven Rings: The Soul of Success”. Pelatih kelahiran 1968 ini berharap kisah kesuksesan Sir Alex serta motivasi dalam buku Jackson bisa menginspirasi para pemainnya kala bertanding.

Apa yang dilakukan Deschamps sebenarnya pernah dilakukan pelatih-pelatih lain. Ketimbang memberikan bonus besar, mereka lebih memilih meminta para pemainnya untuk membaca buku.

Pelatih Brasil, Luiz Felipe Scolari, pernah mengatakan bahwa ia menggunakan buku Sun Tzu yang berjudul The Art of War saat Piala Dunia 2002. Ia menerapkan pelajaran yang baik dalam buku tersebut dalam persiapan sebelum pertandingan.

Scolari juga meminta staff mereka untuk menyelipkan beberapa chapter buku tersebut, di kamar pemain. Tanpa diduga, pemain Brasil memiliki motivasi yang berlipat. Akhirnya, mereka meraih gelar kelimanya setelah mengandaskan Jerman di babak final.

Kepada media, ia pun menjelaskan bagaimana kekalahan tiga kali Inggris atas tim yang dilatih Scolari di turnamen besar. Scolari mengingatkan kesalahan Inggris dalam menyerang. Ia pun menunjuk satu chapter buku The Art of War tentang mass attacking. Scolari menyalahkan Inggris yang menggunakan empat penyerang sekaligus. Ini yang membuat serangan Inggris berhasil dinetralisir.

Scolari pun menjelaskan betapa ia terpengaruh oleh buku Sun Tzu tersebut. Ia menjadi mengerti bagaimana hakikat perang yang sesungguhnya.

Buku secara tidak langsung sedikit demi sedikit mengubah pemikiran seseorang. Mereka yang terlalu banyak membaca buku-buku konspirasi, lama-lama akan berpikiran skeptis tentang segala hal. Mereka akan selalu punya teori di balik suatu kejadian yang berbeda dengan kenyataan yang berkembang.

Benar jika orang mengatakan buku adalah jendela dunia. Kini tergantung para pembacanya, akan dihadapkan ke mana buku tersebut? Kiri, atau kanan?

Sumber gambar: usmc81.com

[fva]

Komentar