Pesepakbola Muslim, Ibadah Puasa, dan Piala Dunia

Berita

by redaksi

Pesepakbola Muslim, Ibadah Puasa, dan Piala Dunia

Tanggal 29 Juni 2014 adalah hari ke-17 Piala Dunia yang diselenggarakan di Brasil. Namun di hari yang bersamaan, tanggal 29 Juni merupakan hari pertama bulan suci Ramadhan, bulan di mana seluruh umat muslim menjalankan ibadah puasa.

Bagi pemain-pemain muslim yang timnya lolos ke babak 16 besar tentunya ini menjadi sebuah dilema tersendiri. Di samping menjalankan ibadah puasa adalah hukumnya wajib, tapi mereka pun harus menunaikan tugas bela negara dengan bermain sepakbola.

“Keputusan ada di tangan pemain itu sendiri. Sangat jelas bagi kami bahwa agama sangat penting, begitu pun juga tim ini. Oleh karena itu kita akan merundingkannya,” ujar Djamel Mesbah, mewakili pemain Aljazair yang kesemuanya merupakan muslim.

Kapten tim Aljazair, Madjid Bouguera, sedikit berbagi pengalamannya ketika diwawancarai media Aljazair mengenai tantangan seorang pesepakbola muslim yang menjalani puasa sekaligus menjalani sebuah pertandingan.

“Hal tersulit adalah untuk tetap terhindar dari dehidrasi, tapi itu tak masalah bagi saya. Lagipula di sini cuacanya cukup bagus,” katanya. “Beberapa pemain mungkin akan mengganti (puasa) di hari lain, tapi jika melihat kondisi fisikku saat ini, sepertinya aku akan tetap berpuasa,” ujar Bouguerra yang pernah menjalani puasa sambil bertanding ketika bermain untuk Glasgow Rangers.

Selama 30 hari pada bulan Ramadhan, setiap muslim memang diwajibkan untuk tidak makan dan minum serta menjaga hawa nafsu. Berpuasa di bulan Ramadhan adalah wajib hukumnya. Namun ada beberapa pengecualian, setiap muslim yang sakit, hamil, manula diperbolehkan untuk tidak menjalani ibadah puasa.

Mereka yang melakukan perjalanan jauh pun termasuk kategori diperbolehkannya menunda berpuasa. Hal inilah yang mungkin menjadi alasan para pemain muslim di Piala Dunia untuk tidak menjalani puasa dan menggantinya di lain hari.

Bacary Sagna, salah satu pemain muslim di tim nasional Perancis, mengatakan bahwa banyak pemain yang sanggup menjalani pertandingan sambil berpuasa ketika bermain di liga Eropa, tapi tak menjamin bisa melakukannya di Brasil.

“Sebagai muslim saya tahu ada beberapa peraturan yang bisa membuat kita boleh tidak menjalankannya (puasa). Tapi saya sepertinya tidak akan menjalani puasa kali ini, setiap orang bebas memilih jalannya dan menghormati mereka yang menjalani ibadah puasa,” ujar Sagna pada salah satu media di Ribeirao Preto, Brasil.

Tak menjalani puasa juga dipilih oleh oleh bintang muslim asal Jerman, Mesut Oezil. “Di sini saya sedang bekerja, dan saya masih bekerja ketika bulan Ramadhan datang. Sepertinya tidak mungkin untuk saya melakukannya (puasa) tahun ini,” ujar Oezil seminggu sebelum sebelum bulan Ramadhan datang.

Pelatih tim nasional Perancis, Didier Deschamps, sadar betul ada beberapa pemainnya yang menghadapi dilema pada bulan Ramadhan. Namun Deschamps membebaskan para pemainnya untuk memilih.

“Sebenarnya ini adalah sebuah topik yang sensitif. Maka saya tak akan mengatur mereka harus berlaku seperti apa,” Deschamps memberikan pandangannya kepada pers Perancis, Agence France. “Kami menghormati agama setiap orang. Dan ini bukan pertama kalinya kami menghadapi situasi ini. Oleh karena itu kami tak mengkhawatirkan situasi ini, begitupun saya. Semoga para pemain bisa menyesuaikan dengan kondisinya masing-masing.”

Lalu bagaimana sebenarnya dampak puasa pada mereka yang tetap menjalani latihan berat atau bahkan menjalani pertandingan?

Dr. Hakim Chalabi, mantan tim medis klub Perancis, Paris Saint-German, mengatakan bahwa puasa sangat beresiko bagi pemain. Dengan berpuasa, kemungkinan menderita cedera akan meningkat karena pemain akan mengalami dehidrasi.

“Tingkat nutrisi harus diatur sedemikian rupa. Kualitas makanan harus diperhatikan. Jika tidak, para pemain akan mengalami dehidrasi yang parah dan bisa mengakibatkan cedera. Kami sarankan mereka untuk tidur lebih lama di siang hari,” Chalabi ikut berpendapat.

“Sebenarnya saya tak menyarankan para pemain untuk berpuasa. Namun ada beberapa pemain justru bermain lebih baik ketika ia menjalankan puasa. Puasa memang cukup mempengaruhi mental, spiritual dan psikologi seorang pemain untuk menjadi lebih baik,” tambahnya.

Sebelum turnamen Piala Dunia berlangsung, FIFA dikabarkan telah meneliti dampak puasa bagi para pemain. Dan hasil penelitiannya itu menunjukan bahwa puasa bisa memberikan hasil yang positif.

“Jika kamu melakukannya (puasa) dengan pintar, maka kamu bisa menjalankannya dengan sempurna,” Dr. Michel D’Hooghe, ketua komite medis FIFA berkata pada harian New York Times. “Salah satu cara pintar tersebut adalah dengan minum air yang cukup agar tak mengalami dehidrasi ketika menjalaninya.”

Yah, kita doakan saja, semoga para pemain yang melakukan ibadah puasa bisa tetap dalam kondisi terbaiknya sehingga bisa tetap fokus dalam menjalankan ibadah, dan juga mampu menampilkan yang terbaik bagi timnya.

foto: alameenpost.com

[ar]

Komentar