Penggawa Nigeria Lakukan Aksi Mogok (Lagi)

Piala Dunia

by redaksi

Penggawa Nigeria Lakukan Aksi Mogok (Lagi)

Setelah sempat menolak berangkat ke Brasil, pemain-pemain Nigeria kembali melakukan boikot. Kamis (26/6) lalu, anak asuh Stephen Keshi itu kembali melakukan aksi pemogokan. Kali ini, mereka menolak mengikuti sesi latihan di Campinas, lantaran tidak adanya kejelasan terkait bonus dari federasi sepakbola Nigeria (NFF).

Aksi pemogokan yang dilakukan Victor Moses dkk. itu merupakan buntut dari ketidakjelasan besarnya bonus yang akan diterima skuat timnas Nigeria. Pasalnya, sampai saat ini, uang bonus dari federasi belum juga turun.

Sebenarnya, NFF, sudah menjanjikan, jika bonus para pemain akan turun setelah gelaran Piala Dunia usai. Sekaligus menunggu pembagian keuntungan hak siar Piala Dunia dari FIFA. Namun, tampaknya, anak asuh Keshi itu sudah tak sabar lagi. Mereka ingin sesegera mungkin menagih janji federasi. Bukannya apa-apa, karena uang bonus keikutsertaan Nigeria di Piala Konfederasi, tahun lalu saja, sampai saat ini juga belum turun juga.

Hal inilah yang kemudian membuat presiden Nigeria, Goodluck Jonathan, akhirnya turun tangan juga. Kepala pemerintahan  Nigeria itu dipaksa untuk ikut campur tangan untuk menelesaikan permasalah bonus pemain skuat Super Eagles.  Lewat sambuang telepon, Presiden Jonathan, mencoba meyakinkan Victor Moses dkk. jika dalam waktu dekat, Menteri Olahraga Nigeria akan tiba di Brasil dan membawa uang bonus untuk seluruh pemain Nigeria.

“Lewat sambungan telepone, presiden mencoba meyakinkan mereka, tadi pagi (27/6), bahwa Menteri Olahraga akan datang secepatnya dan membawa uang bonus untuk pemain,” kata salah satu petinggi NFF.

Setelah adanya kejelasan dan kepastian dari sang presiden, akhirnya Joseph Yobo dkk. pun luluh juga. Mereka akhirnya bersedia untuk berangkat ke Brasilia, tempat berlangsungnya match Nigeria vs Perancis, pada siang harinya.

“Kami semua sudah siap untuk berangkat ke Brasilia siang ini, dan bersiap untuk melawan Perancis di babak 16 besar,” ujar Yobo saat ditanya wartawan.

Memang, kasus pemogokan seperti ini bukan yang pertama kali dilakukan oleh pemain-pemain Nigeria. Tahun lalu, mereka semua sempat menolak untuk berangkat ke Piala Konfederasi, lantaran kasus yang sama. Permasalahan bonus.

Ini memang bukan menyoal seberapa besar nasionalisme penggawa Nigeria. Namun, ini menyoal pemenuhan hak yang seharusnya diberikan federasi kepada para pemain. Maklum, seperti kebanyakan negara-negara Afrika lainnya, negara yang terletak di Afrika Barat ini juga sudah terjangkit penyakit korupsi yang teramat kronis. Dan semua tahun akan hal itu.  Pada April tahun lalu, Menteri Luar Negeri Amerika, John Kery, dalam laporan yang disampaikan dalam kongres, menyebutkan, bahwa di Nigeria, korupsi besar-besaran sudah menjalar kesemua instansi dalam negerinya.

Dan salah satu jalan untuk memberbaiki citra Nigeria yang korup itu, memang lewat sepakbola. Lewat sepakbola, Nigeria sebenarnya hendak menyanggah semua tuduhan pihak asing tersebut. Tapi nyatanya, bukan citra yang membaik, namun justru bobrok yang terkuak.

Jadi untuk apa berjuang dan memperbaiki citra sebuah negara jika para pemangku kebijakannya saja korup? Mungkin, begitulah pikir John Obi Mikel dkk.

(mul)

Komentar