Akhir dari Sebuah Legenda Bernama Tiki-Taka

Cerita

by redaksi

Akhir dari Sebuah Legenda Bernama Tiki-Taka

Wasit meniupkan peluit tanda berakhirnya pertandingan. Para pemain Spanyol tertunduk lesu sembari masuk ke ruang ganti. Mereka kalah 0-2 atas Chile. Spanyol pun pulang lebih awal di Piala Dunia.

Seluruh penggawa Spanyol bersedih. Tak terkecuali Sergio Ramos.

Ketika diwawancarai setelah usai pertandingan, Ramos bicara mengenai kekalahan timnya. Ia pun mendesak rekan serta fans Spanyol untuk lebih bersatu ketimbang sebelumnya. Ia meminta agar kekalahan atas Chile tidak menurunkan mental mereka.

“Ini adalah waktu di mana kita harus lebih bersatu ketimbang sebelumnya, seperti yang selalu kita lakukan selama beberapa tahun ke belakang. Hari ini bukanlah hari yang tepat untuk menyimpulkan sesuatu atau membuat penilaian. Kami telah meraih berbagai hal yang belum pernah (diraih tim lain) dalam sejarah. Tapi di sepakbola, kamu tidak bisa tinggal di masa lalu,” kata Ramos.

Menurutnya, tidak tepat jika mereka menunjuk seseorang atau mengkambinghitamkannya atas kekalahan Spanyol. Menurutnya, ini hanyalah satu masa di mana mereka kurang beruntung dalam menjalani sebuah kompetisi.

“Kami minta maaf untuk seluruh Spaniards (warga Spanyol), yang kini sedih dan kecewa. Sepakbola seringkali tidak memberikan apa yang kalian inginkan.”

Ramos mewakili rekan-rekannya menyatakan bahwa mereka telah memberikan segenap kemampuan demi Spanyol. Seluruh skuat yang bermain sangat bangga mengenakan jersey Spanyol. Mereka sangat ingin juara tapi tidak sedang dalam performa terbaik mereka.

Ramos pun membocorkan masa depan tim dan pelatih mereka, Vicente Del Bosque. Ia merasa bahwa ini bukanlah akhir dari era Bosque.

“Ada masanya ketika kami berhenti memenangkan pertandingan, dan waktu itu telah tiba. Aku akan datang dengan kepala tegak, bangga bahwa aku bisa menjalani hidup dengan generasi yang luar biasa ini. Lanjutkan keyakinan kalian untuk kami karena tim ini layak mendapatkan banyak rasa hormat setelah bertahun-tahun yang kami lewati.”

Mengenai Del Bosque, ia tidak ingin mempertanyakan apapun perihal keputusannya. Ramos mengatakan para pemain menaruh rasa hormat terhadap Bosque. Prestasi Spanyol di sepakbola tak bisa lepas dari tangan dingin Bosque meracik tim.

“Jika dia melanjutkan (karirnya di timnas Spanyol), kami akan gembira. Tapi (apapun) keputusannya akan kami hargai. Ada banyak orang yang senang melihat kekalahan kami, tapi aku tidak ingin mereka ada di pihak kami, karena kami bangga menjadi seorang Spanyol,” ujarnya.

Saatnya Perubahan!

Hal yang berbeda nyatanya diungkapkan Xabi Alonso. Menurutnya, dengan komposisi pemain yang telah mendapatkan sejumlah gelar, membuat tim Spanyol tidak bisa menjaga rasa lapar untuk berjuang di Piala Dunia. Spanyol telah memenangi Piala Eropa 2008 dan 2012. Mereka melengkapinya dengan gelar Piala Dunia 2010.

Xabi mengatakan bahwa Spanyol saat ini tidak seperti ketika mereka menginjakkan kaki di Afrika Selatan pada 2010. Para pemain tak lagi terlalu bernafsu untuk meraih gelar di Brasil.

“Kekalahan ini sangat menyedihkan. Secara mental, kami tidak siap untuk ke Brasil, kami secara fisik tidak siap. Dengan semua akumulasi dari faktor-faktor tersebut; kami tidak berada dalam kondisi terbaik dan sudah seharusnya kami pulang,” katanya,

“Biasanya, siklus akan berakhir dengan rentetan kekalahan. Mungkin, ini waktunya kami berpikir untuk membuat perubahan.”

Perubahan apa yang dimaksudkan Xabi? Mungkin ia cemburu tak diberi tempat utama di lini tengah Spanyol yang kerap diutak-atik Bosque. Lain halnya dengan Ramos yang selalu menjadi langganan lini pertahanan Spanyol. Wajar jika Ramos memuji Bosque dengan segala kelebihannya.

Rasanya permainan tiki-taka memang sudah usang. Tidak jarang tiki taka hanya membuat permainan menjadi membosankan. Inikah akhir tiki-taka yang melegenda itu?

Sumber gambar: Yahoo.com

[fva]

Komentar