Josip Simunic, Kroasia dan Nazi

Cerita

by redaksi

Josip Simunic, Kroasia dan Nazi

Para pemain timnas Kroasia tengah bersiap melakoni laga pembuka Piala Dunia 2014 melawan sang tuan rumah Brasil. Semua pemain pastinya mulai harap-harap cemas apakah akan diturunkan sang pelatih, Niko Kovac atau tidak.

Namun, ada satu pemain yang pastinya tak akan mendapatkan kesempatan untuk tampil. Ia adalah kapten Dinamo Zagreb, Josip Simunic. Tentu saja ia tak akan bermain karena ia tak masuk ke dalam 23 nama skuat Kroasia untuk Piala Dunia kali ini.

Namun absennya Simunic bukan karena ia sudah tak layak membela timnas. Meski sudah berusia 36 tahun, Simunic merupakan pemain andalan Niko Kovac. Pada pertandingan play-off zona Eropa melawan Islandia pun Simunic bermain selama 90 menit.

Lantas apa yang mengakibatkan dirinya hanya jadi penonton ?

Adalah hukuman FIFA yang membuatnya tak bisa membela Kroasia pada Piala Dunia kali ini. FIFA menjatuhkan larangan bermain selama 10 pertandingan internasional karena Simunic dinilai telah mencederai kode etik setelah melakukan aksi fasis pada laga Kroasia melawan Islandia.

Setelah memastikan tiket Piala Dunia dengan mengalahkan Islandia, Simunic tak bergegas meninggalkan lapangan ketika wasit meniupkan peluit tanda pertandingan berakhir. Ia terhanyut euphoria kemenangan dengan merayakannya bersama beberapa staf.

Tak lama kemudian ia mengambil sebuah microphone lalu berlari ke tengah lapangan. Ia lantas memimpin para fans untuk meneriakkan sebuah chant yang ada hubungannya dengan asosiasi mantan pro-Nazi rezim Ustase Kroasia.

Ketika itu Simunic meneriakkan, “for the homeland!!”. Spontan riuh penonton pun membalasnya, “ready!!”. Ini sama halnya dengan chant nasional Kroasia pada perang dunia ke-2. Kala itu Kroasia merupakan boneka Nazi.

Slogan ‘for the homeland’ ini memang identik dengan slogan era Nazi di Kroasia. Tentunya kekhawatiran yang muncul adalah, warga Kroasia kembali tersulut akan memori masa lalu ketika Simunic melakukan hal tersebut. Apalagi gerakan ultra nasionalis sayap kanan telah meningkat di sebelah Eropa Timur dan Tenggara, terutama sejak krisis di Eropa menciptakan pengangguran dalam jumlah besar. Gerakan sayap kanan ini sering diidentikkan dengan pendukung sepakbola Kroasia.

[video id="jyUFjEXkqnc" site="youtube"][/video]

FIFA yang menyaksikan video rekamannya memastikan bahwa Simunic melakukan hal tersebut bukan karena ketidaksengajaan. FIFA meyakini ada unsur lain perihal apa yang dilakukan Simunic tersebut. Meskipun orang luar mungkin tak mengetahui sejarah kelam yang pernah terjadi di tanah Kroasia.

Simunic sebenarnya membantah atas tuduhan tersebut. Namun FIFA bersikukuh untuk tetap menghukumnya. Selain tidak boleh memperkuat tim nasional selama 10 pertandingan, ia juga dikenai denda sebesar 30.000 swiss francs (20.700 poundsterling).

FIFA memberikan hukuman kepada pihak yang melakukan fasis Nazi ini bukanlah hal yang pertama. Seorang pemain Yunani pernah diskors karena memberikan salut Nazi, pendukung Polandia meneriakkan “Jews to the gas!’ atau ‘death to hooknoses’ pada tim lawan, fans Ukraina mengibarkan bendera Nazi dan menirukan suara monyet pada pemain kulit hitam, lalu fans Hungaria yang membentangkan banner yang menyatakan dukungan atas Laszio Csatary –seorang yang dituduh terlibat dalam penangkapan dan pembunuhan ribuan Yahudi di bawah kekuasaan Nazi. Para pelaku fasis tersebut semuanya mendapatkan hukuman dari FIFA.

let’s kick out racism/facism from football!

foto: dailymail.co.uk

[ar]

Komentar